Ten ▶Senior cabe

107 40 11
                                    

Sekolah itu buat orang yang mencari ilmu bukan buat orang yang pamer kesenoritas-an

-Vanessa Gabriella Tiarta-

~~||~~

Pagi ini cuaca sangat cerah tetapi tidak untuk hati Vanessa saat ini. lihat saja baru memasuki gerbang ia sudah disuguhi tatapan iri, kagum, dll. Memang sebegitunya peristiwa ia yang digendong sekaligus diantar oleh Vero menjadi topic trending di sekolah, beritanya pun sudah meluas ke seantoro kelas.

"Ih beruntung banget sih si Nessa bisa dianterin Vero digendong pula."

"Tu cewek biasa aja deh, cantikan gue kali kemana-mana."

"Palingan Vero cuman kasihan sama dia, kan kemarin dia pingsan."

"Vanessa Vero cocok kok, yang satu cantik yang satu ganteng."

"Palingan tu orang pura-pura pingsan kali cari perhatian Vero."

"Caper banget sih jadi cewek."

Oke ini sudah keterlaluan bagi Vanessa ia mendengus sebal mendengar desas-desus siswi lain yang secara terang-terangan menatapnya dari bawah sampai keatas mencari-cari kelebihan nya.

Kalau saja yang mengatainya hanya satu orang,  pastikan mulut orang itu sudah dicakar habis Vanessa. Masalah
nya itu mulut bukan cuman 1 tapi berpuluh-puluh, Vanessa memilih diam daripada menyahuti ucapan-ucapan itu.

Benar yang dipikirkannya semalam, pastikan ia akan menjadi bahan pembicaraan. Ini pasti karena Vero, cowok yang digilai oleh siswi-siswi kalau bukan Vero yang mengantar ya sudah dipastikan pagi ini ia tidak menjadi bahan pembicaraan seantoro sekolah.

Vanessa mempercepat laju langkahnya menuju koridor. Sial baru sekarang ini ia merutuki kelasnya yang jauh di pojokan lantai 2.

Disetiap langkahnya Vanessa hanya menunduk tak mau mengangkat wajah nya, hanya saja jika ia mengangkat wajahnya ia tak segan-segan mencakar siswi yang secara tidak langsung bilang dirinya jelek. Emang segitunya ia tak cocok bila disandingkan dengan Vero.

Vanessa masih berjalan tanpa menghiraukan ucapan-ucapan siswi itu. Tetapi kali ini ia geram dengan kakak kelas yang lancang mengatainya habis-habisan terlebih cecurutnya di belakang.

"Iiuuww nggak banget deh nih cewek. Pake pelet apa lo bisa di gendong sama Vero."

"Pake pelet memabukkan kali dia Shil," ucap salah satu anak buah Shilla, nama nya Shilla ia terlihat tergila-gila dengan Vero. Tak tahu malu. itu kesan jika kita bertemu dengan cewek spesiesnya udah sering ditolak oleh Vero tetap aja ngejar-ngejar. Ia mempunyai sahabat Gita dan Ana tapi judulnya sahabat, aslinya mereka berdua menjadi suruhan Shilla.

"Dasar cabe! Kalau dasarnya cabe ya cabe aja! " Vanessa mendongak menatap Shilla dan kedua babunya itu dengan tajam. Oh apa dia bilang cabe? Hello nggak salah tuh. Orang di yang make seragam ketat dengan rok pendek diatas lutu,  ini nih ciri-ciri cewek nggak mematuhi peraturan. Batin Vanessa menggerutu.

"Aktingnya sangat jelek banget ketahuan pura-pura pinsan biar di gendong sama si Vero," ini lagi si babunya Ana, emang dia lagi syuting apa? Di bilang Akting lagi.

"Hello!! Kakak kelas yang terhormat, lo nggak salah ngatain gue cabe? Yang gue tau tu dimana-mana cabe ada 3 trus make seragam ketat yang menampakan lekuk'an tubuhnya habis itu, rok yang diatas lutut. Lo nggak malu apa? Badan lo dipasarin gitu? Nggak malu lo di liatin dari atas sampe bawah kayak daging yang dilemparin ke kandang buaya. Nggak laku lo?  Atau harga lo pasaran ya? Pantes MURAHAN LO? Berarti yang cabe bukan gue tapi LO!! " teriak Vanessa tepat di Wajah kakak kelas itu, membuat mereka menahan kekesalannya.

"VANVER"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang