Fifteen ▶Tertantang mendekati atau memiliki?

102 27 12
                                    

Disaat aku bilang kamu cantik, itu memang dari dalam lubuk hatiku.

-Aldrian Vero Bayusta-

~~||~~

Ditengah perjalanan mereka hanya diam. Vero sibuk mengemudi sedangkan Vanessa sibuk dengan pikirannya, alasan apa yang harus ia berikan ketika mama dan papa nya menanyai ia nanti. Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut mereka terasa ia harus disidang.

Vero menoleh kesamping nya "napa dah lo? " tanya Vero merasa aneh dengan Vanessa.

"Nggak papa," ucap Vanessa singkat, jelas dan padat.

"Bener lo nggak papa nih? " tanya Vero sekali lagi.

"Iya gue nggak papa. bawel lo. "

"Lo gue perhatiin bukannya bersyukur malah ngomel aneh banget sih lo."

"Anehan mana sama lo? bukannya bilang makasi habis ditolongin eh malah bilangin gue 'oon'," kesal Vanessa

Untuk kedua kali nya Vero mati kutu, tak mampu mengucap sepatah kata apapun.

"Napa lo? Tersinggung? Tersinggung an mana sama gue," telak Vanessa.

"Lo mojokin gue terus deh. Ngaku deh gue kalo gue salah. Maafin gue deh." Vanessa tersenyum mendengar pengakuan Vero walaupun tak iklas tetapi sudah cukup membuat Vero tak bisa berkata-kata.

"Eh tapi lo kok bisa datang tiba-tiba gitu deh? " Vero masih saja penasaran dengan kemunculan Vanessa.

"Gini nih, Gue tuh udah manggil-manggil lo supaya ngehindarin tuh kayu, tetap aja lo nggak dengar, ntah dapat keberanian dari mana refleks aja gue kesana buat ngedorong lo.

"pas gue juga mau ngehindar, punggung gue udah terkena kayu yang super, sukses membuat punggung gue kesakitan sampai sekarang masih nyut-nyut an nih," jelas Vanessa yang berujung curhat.

"Mana kedengaran lah. Gue nya dimana lo nya dimana. Tapi lo sok jadi wonderwoman kesiangan sih," omel Vero tanpa melihat Vanessa ia fokus dengan jalanan di depan nya.

"Lo nyalahin gue lagi nih!? "

"Hehehe nggak kok peace." Vero mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah nya membentuk huruf "V"

"Sakit yah? Kasihan kasihan kasihan," Vero seperti mengejek Vanessa dengan nada yang dibuat-buatnya seperti Upin-Upin.

"Kampret lo," umpat Vanessa.

"Eh btw, temen lo pada kemana? kok gue nggak liat," tanya Vanessa perasaan sebelum ia pingsan ia masih sayup-sayup mendengar suara teman -teman nya Vero.

"Oh. Udah gue suruh pulang duluan." Vanessa mengangguk an kepalanya tanda ia mengerti.

"Lo haus nggak? Gue mau ke minimarket dulu," ucap Vero membelokkan kemudinya ke minimarket terdekat.

"Hmm." Vanessa menggumam saja, emang kalau ia tak mau Vero akan tetap jalan nggak kan? Ia juga tahu posisi ia hanya menumpang dengan Vero.

"Lo ikut nggak, mau beli sesuatu gitu?" tanya Vero setelah ia berhasil memakirkan mobilnya disalah satu Minimarket.

"Ah? Iya deh gue juga ikut."

"VANVER"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang