Eighteen ▶Cemburu

83 21 5
                                    

Aku tak tahu ada apa denganku
Yang jelas saat ada
Laki-laki lain tersenyum padamu
Membuat hatiku sakit
Walaupun itu sahabatku sendiri

-Aldrian Vero Bayusta-

~~||~~

"Ri......Rio," ucap Vanessa terbata.

Bukan hanya dirinya saja yang terkejut semua yang memandang mereka terkejut tak terkecuali Vero.

Mereka berpikir sejak kapan Rio si cowok dingin, yang jarang berbicara sekarang peduli dengan cewek apalagi Vanessa yang tak pernah bertegur sapa dengan Rio dan tiba-tiba Rio memberikan jaket miliknya kepada Vanessa. Apalagi Vanessa terkenal dengan galaknya.

"Ya ini gue, kenapa lo gugup gitu sama gue, santai aja," kekeh Rio lagi dan lagi semua orang tercengang, seorang Rio yang dikenal dingin mengeluarkan kata-kata yang mungkin bagi orang begitu panjang dan melihat dia terkekeh pun dengan ucapan Vanessa yang tak lucu merupakan sebuah kejaiban dunia.

"Eh.. Iya," ucap Vanessa terbata.

"Teman lo kenapa tuh," celetuk Tomi menyenggol lengan Gilang.

Gilang juga heran dengan sikap Rio yang berbeda, ia berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan Tomi yang sedikit rumit " nggak tau gue, kerasukan setan mana tuh? "

"Kerasukan setan baik kali ya," pikir Tomi tak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya.

"Mungkin aja tuh, yang masuk setan yang lagi happy karena liat mantannya sengsara karena dia, itu tuh kalau dia ninggalin mantannya karena cuman hal sepele," simpul Gilang dengan kesal.

Tomi menghadap Gilang kesel sendiri " kenapa lo yang kesal? Trus kenapa lo curhat ama gue? "

"Gue cuman mengutarakan perasaan setan itu, siapa nggak kesal juga tuh sama mantan pacar setan itu, main tinggal-tinggal aja baru tahu kan rasanya gimana kehilangan," ucap Gilang setuju dengan pihak setan yang ada dipikirannya.

Tomi menepuk jidatnya " lo ngomongin setan apa ngomongin diri sendiri? " telak Tomi.

"Ya-ya ngomongin setan lah," ucap Gilang dengan cepat mencoba menutupi kegugupannya.

"Yaudah gue percaya deh, lo setannya," ucap pasrah Tomi dengan hayalan Gilang masih tak terima diputuskan sepihak oleh Dira mantan pacarnya.

"Anjir lo, bilangin gue setan?!" Gilang tak terima dengan kalimat Tomi yang mengatakannya setan.

Vero tak menghiraukan presepsi Tomi dan Gilang mengenai perubahan sikap Rio dengan cewek, yang ia pikirkan kenapa hatinya mendadak panas begini ya? padahal cuaca tidak terlalu panas jika cuaca panas sekalipun kenapa hatinya yang panas kenapa tidak badannya yang kepanasan. Pikiran-pikiran itu terus memutar di kepala Vero seperti kaset yang sedang berputar.

Vanessa hendak melepaskan jaket milik Rio, merasa tak enak hati untuknya memakai jaket milik Rio tetapi langsung dicegah Rio.

"Nggak usah dilepas, pake aja dulu buat nutupin rok lo yang bekas permen karet," cegah Rio.

Vanessa merasa kikuk sendiri berbicara dengan Rio seperti ini. Setelah lama tak bertegur sapa.

"Lo pulang sama siapa? Biar gue yang nganter," tawar Rio.

Vanessa yang tak tahu harus apa merasa bingung dengan tawaran Rio "mmm....."

"Nessa biar gue yang nganter," ucap Vero langsung tak tahan lagi dengan drama yang dilakukan Vanessa dan Rio.

Vero langsung saja menarik tangan Vanessa menjauh dari lapangan tanpa persetujuan Vanessa.

Rio menatap Vero dan Vanessa yang telah jauh, hanya bisa meringis. Ingin mengulang waktu.

"VANVER"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang