Part 3

94.9K 3.8K 61
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.


"Darimana saja kau!?" tanya Bibi Ji dengan nada dingin saat melihat Clara memasuki rumah.

"Bibi.." Clara hanya menunduk tak berani menatap sang Bibi.

"Apa sekarang menjadi kebiasaanmu pulang telat?" tanya Bibi Ji ketus.

"A-aku harus mengikuti pelajaran tambahan t-tadi" cicit Clara.

"Bohong mah, tadi saja ia membolos pelajaran pertama!" ucap Lauren berjalan mendekat. Clara memandang Lauren, ia tak percaya Lauren akan bilang seperti itu, bukannya tadi di sekolah guru sudah nengetahui jika ia sedang sakit, Lauren pasti mendengarnya, lantas kenapa ia berbohong seperti itu.

"I-itu tidak benar" bela Clara.

"Jadi begini kelakuanmu saat di sekolah HAH!! ingat mulai saat ini aku tidak akan  lagi mengurusi sekolahmu lagi- " Teriak Bibi Ji marah.

"Dan mulai saat ini juga aku akan menghentikan semua biaya sekolahmu!!" ucap Bibi Ji pergi dari sana di ikuti dengan Lauren. Clara kaget mendengar perkataan Bibi Ji dan ia pun mengajar Bibinya itu.

"Tidak Bi, jangan lakukan itu..hiks..! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi-hiks.." mohon Clara dengan tangan memeluk kaki Bibinya.

"Lepas!" bentak Bibi Ji mencoba melepaskan pelukan Clara di kakinya.

"A-ku akan lakukan apapun yang kau m-mau hiks... T-api biarkan aku tetap bersekolah hiks.." Clara mengeratkan pelukannya, namun dengan kasar Bibi Ji mendorong Clara hingga menyebabkan dahi Clara terhantuk lantai.

"Jika kau ingin bersekolah maka berkerja lah" Bibi Ji pun pergi tampa memperdulikan keadaan Clara.

Lauren pun ikut pergi menyusul Mamanya. Tangisan Clara pun pecah,'Mah, Pah apa yang harus Clara lakukan hiks.. Kenapa takdir selalu mempermainkan Clara, apa mereka tidak suka jika Clara bahagia'

.
.
.

"Mah. Apa itu tidak keterlaluan?" tanya lauren pada Ibunya.

"Dia pantas mendapatkannya nak" sahut Bibi Ji.

"Tapi aku berbohong tadi" jujur Lauren.

"Itu malah bagus sayang, Dengan begitu Mama punya alasan untuk menyingkirkannya dengan perlahan dari rumah ini" seringai Bibi Ji.

"T-tapi-"

"Apa kau mau semua barang yang kau dapatkan selama ini diambil oleh Clara? Ingat semuanya akan menjadi milikmu seutuhnya jika kita menyinkirkan Clara dari rumah ini" Lauren hanya mengelengkan kepalanya, ia tak ingin semua barang dan fasilitas yang ia nikmati menjadi milik Clara, walau sebenarnya benar benar milik Clara.

"Maka dari itu. Buat Clara tidak nyaman di rumah dan di sekolah jika kau ingin memiliki semua itu. Apa kau mengerti?" dijawab anggukan oleh Lauren.

"Lauren akan membuatnya tidak nyaman dimana pun, Lauren tidak ingin Clara mengambil semuanya dari Lauren. Clara tidak pantas menerima semua ini!" ucap Lauren dengan kedua tangan terkepal , sedangkan Bibi Ji tersenyum licik karena telah berhasil menghasut anaknya.

.
.
.

Clara melihat menampilannya yang menyedihkan di depan cermin, matanya yang sembab karena tak hentinya menangis semalam. Bahkan memar kebiruan yang ada di dahinya ia tutupi dengan rambutnya.

"Semangat!" ucap Clara dengan menyemangti dirinya sendiri.

.
.

Clara memasuki kelas dengan wajah lesu, ia masih memikirkan bagaimana nasibnya di sekolah nanti, Ia tak ingin putus sekolah karena uang, Mamah dan Papa pasti kecewa jika ia putus sekolah. Baiklah Clara akan mulai mencari perkerjaan sepulang sekolah, Clara tak ingin mengecewakan orang tuanya di alam sana.

The Teacher is My Husband (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang