Part 13

79.1K 3.3K 88
                                    


Jangan Lupa Vote

Happy Reading



"Ishh... Apa sih yang di lakukan Nenek sihir itu di sini!" gerutu Aira kesal menatap perempuan yang ada di samping Kakak nya itu.

"Aira tak boleh begitu! Lagi pula itu kekasih Kak Rayhan, jadi tak masalah jika Kak Rayhan mengajaknya" Clara langsung menundukan kepalanya setelah mengatakan itu.

"Lalu bagaimana denganmu, bukannya kau istrinya??"

"Aira pelankan suara mu, bagaimana jika ada yang dengar!" ucap Clara mencoba memperingati Aira. Aira yang mendengar itu pun kesal.

Clara memusatkan perhatiannya lagi ke depan, mengabaikan Aira yang terus mengerutu. Walaupun Clara masih memikirkan perkataan Aira tadi, Clara tahu jika ia istri Rayhan, tadi disini ia tak punya hak sama sekali atas Rayhan.

Karena Clara tahu siapa dirinya.

"Baiklah, anak anak kenalkan ini Kak Rima teman Pa Rayhan, Ia seorang Dokter di sebuah Rumah Sakit besar. Dan dia akan menjadi Dokter penanggung jawab kita selama di sini" ucap  pembimbing memperkenalkan Rima.

'Teman?' batin Clara.

.
.
.

"Hari ini kita akan mengadakan games. Kalian akan di bagi menjadi beberapa kelompok dan terdiri dari 4 orang. Tugas kalian hanya perlu mencari 4 bendera yang ada di beberapa pos yang ada di hutan"

"Kelompok yang kembali pertama akan mendapatkan hadiah" Clara menatap sekelilingnya bingung, Aira sedang pergi ke kamar mandi, terpaksa Clara harus mencari sendiri 2 orang untuk kelompok mereka.

Tiba tiba Lauren datang dan menarik tanganya Clara mendekati panitia. Dan di sana sudah ada kedua teman Lauren.

"Kita sudah satu kelompok. Berikan peta nya!" ucap Lauren kepada panitia acara.

"E-ehh t-tapi a-aira?!" tanya Clara bingung.

Lauren tak mengindahkahkan Clara, dan malah menarik tangan Clara setelah mendapatkan petanya, dan dengan di ikuti kedua temannya. Clara hanya bisa diam mengikuti Lauren. Clara sedikit khawatir jika Aira mencarinya.

Saat sudah cukup jauh dari Villa, Lauren menghentikan langkahnya. Dan menyerahkan tas yang ia bawa pada Clara.

"E-eh?"

"Tolong bawakan tas ku!!" Lauren pun kembali berjalan meninggalkan tas nya dengan Clara. Kedua teman Lauren pun melakukan hal yang sama, menyerahkan tas mereka pada Clara dan berjalan mengikuti Lauren.

Clara hanya bisa menurut, ia sama sekali tidak bisa menolak. Karena ia sudah biasa di perlakukan seperti ini oleh Lauren.

.
.
.

Entah sudah berapa lama mereka berjalan, Clara berjalan jauh di belakang Lauren, apalagi dengan empat tas yang ia bawa, membuat Clara kesusahan saat berjalan.

"Lauren!"  Clara panik saat tak lagi melihat Lauren di depannya.

"Lauren!"

Clara semakin panik, ia sangat takut sekarang. Apalagi Clara sama sekali tak tau arah kembali ke Villa. Clara pun memaksa kan dirinya berlari ke arah terakhir Lauren terlihat, mungkin Lauren masih tak jauh darinya.

Brukk...

Clara terjatuh saat tak menyadari ada sebuah tali yang membentang di antara pohon. Sakit, itulah yang Clara rasakan pada pergelangan kakinya, mungkin sedikit terkilir saat ia tadi terjatuh.

"Akhh.." rintih Clara saat mencoba mengerakkan kakinya untuk bangkit. Clara mengalihkan pandangannya saat mendengar suara tawa.

"Lauren...?"

The Teacher is My Husband (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang