Sebuah rumor mengatakan, di kedalaman badai antah berantah, sesosok makhluk indah menanti. Mengambil wujud berlawanan dari sang pendatang dan menguji keteguhan hati.
Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia
Butterflies「Kuroko no Basket Chara x Readers」
Cerita oleh Aomine RinKuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi
Segenap OC milik Rin.
.
.Kepingan Salju - Kuroko Tetsuya x Reader
Pertengahan zaman Edo, dimana pemerintahan berjalan begitu mulusnya. Bangsawan kaya begitu makmur sementara rakyat kecil makin tergencet pesatnya laju ekonomi.
Aku, (Surname) (Firstname), putri seorang pengrajin kayu di wilayah terpencil Edo. Pekerjaan Ayahku membawa Beliau menuju akhir hidupnya.
Sebagai tukang kayu, Ayah harus nyelusup ke pedalaman hutan untuk mendapatkan kayu berkualitas tinggi sesuai permintaan klien. Ia berangkat pagi dan pulang tepat tengah hari, itu kebiasaannya. Terkadang pula berangkat sore dan pulang pagi hari.
Namun saat itu berbeda. Seorang klien memesan satu set meja makan dengan kualitas terbaik. Ia menyebutkan sebuah jenis kayu sebagai bahan dasarnya, juga menjelaskan pada ayah waktu terbaik menebang si kayu.
Maka berangkatlah Ayah sore hari sepulang sang pemesan dengan memanggul perlengkapan penebangan miliknya. Aku dan Ibuku menyertainya menuju gerbang desa tanpa tahu bahwa itu adalah hari terakhirnya.Dan Beliau dibawa dalam keadaan kaku, tak bernyawa, dua hari setelahnya.
Sungguh, hari terakhir musim dingin tahun lalu adalah hari terberat bagi keluargaku, keluarga (Surname), khususnya Ibuku.
Sepeninggal Ayah, Ibu harus menjagaku dan juga melanjutkan bisnis kayu rintisan ayah apapun yang terjadi. Aku ingat jelas perjuangannya memanggul gelondongan kayu besar lagi berat, mendaki gunung dan menyusuri jalan setapak untuk mencapai rumah kami yang sialnya terletak di gugusan tertinggi perbukitan desa.
Namun Ibuku selalu berujar, “Sebagai wanita kita harus selalu menjaga kesetiaan kita. Itulah harta terbesar selain harga dirimu,” dan mengajarkan hal berguna padaku.
Membentukku menjadi sosok wanita kuat yang tangguh namun tak menghilangkan sisi kelembutan.
“(Name), malam ini Ibu akan pergi mencari kayu ke hutan. Kau jagalah rumah, ya?”
Aku tersentak, menolehkan pandang dan mendapati Ibu tengah tersenyum padaku. Wajahnya yang lelah terbias sinar mentari pagi yang melimpah dari jendela ruang keluarga sederhana kami.
“Pesanan baru lagi?”
Ibu mengangguk, “Kali ini pesanan dari shogun,” jelasnya.
Keshogunan memang memerlukan banyak bahan kayu, tuntutan kualitas jelas harus bagus.
“Haruskah malam?”
Anggukan Ibu membuatku terkenang. Ayah berangkat sore dan baru pulang dua hari setelahnya tanpa membawa kembali hidupnya, aku jelas tak ingin itu terjadi pula pada Ibuku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...