Kisah Kasih Kasih Kisah

532 50 2
                                    

“Lihat, aku menemukan album tua ini,” seorang bocah lelaki berambut merah menunjukkan dengan bangga sebuah album tebal di tangan. Cengiran sombong tergambar di wajah imut bocah enam tahun itu.

Bocah lain berambut kelabu mendecih, “Memangnya itu apa?”

Si surai merah tersenyum miring, “Kita lihat saja!”

Sang kelabu tersenyum mengejek walau sweatdrop menghiasi kepalanya, “Bilang saja kau tidak tahu,” ujarnya kesal.

Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia

Butterflies「Kuroko no Basker Chara x Reader」
Oleh AomineRin1410

Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi
Segenap OC adalah milik Rin

.
.
.

Kisah Kasih Kasih Kisah

Nyonya Akashi, (Firstname), mengernyit saat mendapati sang putra dan anak tetangganya asyik dengan sebuah buku sore itu. Kedua bocah seumuran tersebut dengan santai berbaring telungkup di atas karpet ruang utama kediaman Akashi dan mengabaikan coklat panas yang keduanya rengekkan siang tadi.

Wanita itu menyelesaikan kegiatannya menata kue jahe ke nampan, segera memasukkan kue-kue itu ke oven dan melangkah mendekati sang putra.

Saat lebih dekat, dapat didengarnya samar perdebatan kecil dua bocah beda warna rambut itu.

“Ayahmu hebat sekali tidak tersenyum di depan kamera,” ujar si surai kelabu, namanya Mayuzumi Axel, dengan nada menyindir.

Akashi Karma, putra tunggal keluarga Akashi itu, menimpali dengan nada bangga seolah tak sadar sindiran dari Axel, “Tentu saja! Karena dia selalu makan cabai!”

(Name) menggelengkan kepala seraya mendengus geli, ‘Tidak ada hubungannya,’ pikirnya tersenyum kecut.

Ia melangkah mendekat, “Anak-anak, kenapa tidak duduk di sofa? Udaranya sudah mendingin sekarang,” wanita itu berujar membuat dua bocah yang asyik berdebat melonjak kaget.

“Bibi (Name), apa kami mengganggumu?”

“Kami baik saja, karpetnya lumayan hangat!”

(Name) tersenyum manis. Maniknya melirik ke atas meja kaca dimana dua cangkir porselen yang berisi coklat hangat kini mulai menguap dalam suhu ruangan terletak, sepenuhnya diabaikan.

“Harusnya kalian segera minum coklat panasnya sebelum mendingin,” (Name) berujar lembut.

Karma terkekeh sinis, “Aku sukanya coklat dingin,” balasnya ngawur.

Dengan gemas (Name) mencubit pipi bocah itu hingga sang korban mengaduh pelan.

“Bibi, apa ini album milik Paman Akashi?”

(Name) tersenyum. Mengangguk sembari berujar, “Itu album lama. Dimana kalian menemukannya?”

“Dia yang menemukannya!” seru dua bocah itu, saling tunjuk dengan tak sopan.

(Name) terkekeh, “Sudahlah, ayo sini,” wanita itu bangkit, duduk di sofa ruangan tersebut dan menepuk pahanya. Mengisyaratkan agar salah satu dari kedua bocah itu duduk di sana.

ButterfliesWhere stories live. Discover now