KnB Fanfiction Indonesia
Butterflies
Oleh AomineRin1410Request dari Mika-shi
KnB milik Fujimaki Tadatoshi
.
.
.Masa Bodoh - Akashi Seijurou x Reader
Kehidupan cinta Akashi (Name) begitu mulus awalnya. Suami yang mencintainya dengan tulus walau kehidupan pernikahan yang berawal dari perjodohan. Tetangga yang siap membantu kapan saja. Juga teman yang selalu mendukungnya.
Namun, semua berubah saat hantaman mual mendera.
"Maaf mengatakan ini tapi Nyonya Akashi tidak bisa mengandung."
Semenjak itu Akashi Seijurou jarang ada di rumah. Saat ditanya "kapan pulang?" jawabnya pasti "sebentar lagi" tapi sampai di rumah dini hari. Saat ditanya "ingin makan apa?" selalu dijawab "tidak perlu memasak, aku sudha kenyang".
Hati (Name) sakit.
Ia paham, sangat paham, bahwa dalam dunia percintaan hal-hal seperti 'ditikung', 'tikungan tajam sobat karib', 'sein kanan belok kiri', dan sebagaibya lumrah terjadi. Awalnya (Name) menolak anggapan bahwa Akashi sedang main api di kebun belakang dan cenderung menganggap perlakuan pria itu sebagai hal biasa.
Tapi, sial beribu sial!
Ternyata walau kelihatan kaku begitu, Akashi Seijurou tak seroyal yang orang lain kira.
Pria itu kelewat bejat! Hal tersebut terbukti jelas saat suatu hari (Name) menuju kamar mandi tanpa sengaja ia mendengar suara Akashi yang tampaknya sedang menelepon seseorang. Dari suaranya sepertinya Akashi sangat peduli pada orang yang kala itu tengah merengek manja. Dan (Name) berani bertaruh itu bukan soal pekerjaan.
Lalu, bukti lainnya, saat lagi-lagi tanpa sengaja (Name) melihat bekas cakaran di punggung Akashi kala pria itu berganti baju. Tampak masih baru, beberapa cakaran itu jelas ada di sana.
Di lain waktu, (Name) mendapati Akashi tampak berdua saja dengan seorang wanita pendek berambut cokelat di sebuah pusat perbelanjaan.
Lalu...
"Hei, jangan melamun saja, Akashi-chan," Amaru menjentikkan jemari berulang kali di hadapan (Name).
Yang diperlakukan begitu tersentak.
"Kau dengar ucapanku?" tanya Amaru, teman (Name).
(Name) tersenyum kikuk.
Amaru mendengus kasar, "Abaikan saja. Minum saja," perintahnya menunjuk teh yang sudah mulai mendingin.
(Name) mengangguk. Aroma kopi yang menguar entah mengapa tak membuatnya nyaman sedikitpun. Sinar mentari senja yang keemasan memntul di atas air tehnya yang beriak saat ditaruhnya kembali cangkir porselen itu. Pandangan (Name) kembali mengedar ke kafe sederhana itu.
Namun ia berharap tak melakukan itu.
(Name) buru-buru bangkit, "Aku ada urusan," ujarnya lalu bergegas keluar. Tergesa kembali ke rumah mertuanya dan mengepak barangnya.

YOU ARE READING
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...