Mayuzumi mengernyit tak senang. Untuk sejenak atensinya teralih pada si kecil Karma, anak tetangganya, yang hendak menyobek salah satu halaman di light novelnya. Naskah yang katanya dikejar deadline diabaikan. Maniknya fokus pada Risha, sang istri, yang kini berbaring tengkurap di ranjang dengan sebuah headphone di kepala, juga salah satu novel romance buah jerih payah otak Mayuzumi.
"Risha," panggilnya dengan suara tenang selayaknya biasa.
Hening.
Mayuzumi bisa merasakan hatinya sakit. Ia memang sudah terbiasa tak dinotis. Tapi rasanya berbeda saat istrinya sendiri yang memperlakukannya demikian.
Sakitnya verkali lipat, vroh.
"Risha," panggil Mayuzumi lagi.
Risha menoleh sejenak, "Hn?" lalu balik menatap novel di tangannya.
Mayuzumi ingin menghambur ke sana, menindih Risha lalu melakukan ini-itu pada wanita yang sudah sah miliknya itu.
Tapi Mayuzumi lagi puasa.
Ia kemakan sumpahnya sendiri yang bilang akan serius mengerjakan naskah sampai titik darah deadline dan tidak akan menyentuh Risha selama waktu tersebut dua hari lalu.
Nyesel, eh. Sekarang si Risha malah pasang pose minta dimakan itu. Cobaan bagi Mayuzumi Chihiro.
"Bisa bantu aku?" akhirnya Mayuzumi bersuara.
Risha menoleh, "Apa?" tanyanya. Melepas headphone. Lalu berbalik ke posisi telentang menatap Mayuzumi.
Mayuzumi meneguk ludah. Hawanya jadi panas, eh.
"Ambilkan aku jus dan awasi anaknya Akashi ini," perintahnya, menunjuk Karma yang menatapi sampul penuh loli buku laknat Mayuzumi.
Risha mengernyit, "Oke," sahutnya lalu bangkit. Ia menjangkau Karma, menggendong bocah dua tahun itu dengan lembut.
"Satu lagi," sela Mayuzumi sebelum Risha keluar dari ruangan itu.
Risha menoleh, mengernyit. Menahan tangan kecil Karma yang usil menabok wajahnya.
"Janganbersikapterlaluimutnantiakulepaskendali," ujar Mayuzumi cepat lalu kembali fokus ke naskahnya.
"Erm," sahut Risha canggung, "o... ke," balasnya kaku lalu mengajak Akashi kecil menuju dapur.
.
.
.Mayuzumi merona hebat sepeninggal Risha. Mengubur wajah ke lipatan lengannya lalu menggeram pelan.
"Nggak tahan," rintihnya melas.
***
!UDAH!Req dari naracardia
6 Juni '18
Rin

ESTÁS LEYENDO
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...