Bungou Stray Dogs Oneshoot Indonesia
Nekohime
[Fukuzawa Yukichi x Rea]
Oleh AomineRin1410
Bungou Stray Dogs oleh Asagiri Kafuka (Wkwkwk, harap dikoreksi bila ada kesalahan)
.
.
.
Agensi Detektif Bersenjata terletak di lantai empat, bangunan yang sama dengan kafe tempatku bekerja. Karena itu aku cukup mengenal beberapa anggotanya. Mereka orang-orang berkekuatan super—serius, bagaimana mereka bisa punya utang menggunung dengan Misaki-san yang notabene orang paling pelit. Tidak, hanya bercanda. Mereka serius berkekuatan super.
Ada seseorang yang bernama Dazai Osamu, ukh, dia sungguh parah—terparah dari yang paling parah. Seluruh pekerja mengenalinya sebagai tiang boros perban yang hobi menggombal.
Lalu, Kunikida Doppo. Atau biasa kami panggil Kunikida-san. Dia adalah rekan Dazai-san. Satu-satunya yang mau berepot-repot menendang kepala Dazai-san jika pria brunette itu berulah. Kendati demikian dialah yang paling rajin nyicil utangnya dan orang baik yang kadang bantu-bantu cuci piring saat tak ada misi dan tugasnya selesai lebih cepat.
Lalu berikutnya ada kakak beradik Tanizaki, Naomi dan Junichiro. Keduanya sangat berisik saat berkunjung. Mereka juga sering membuat beberapa pengunjung ilfeel dengan pertunjukan incest mereka yang tak kenal tempat, xixixi. Walau begitu mereka adalah duo anak muda yang baik dan sopan, kok.
Lalu anggota baru yang punya potongan rambut aneh, Nakajima Atsushi. Kami tak pernah bertegur sapa, jadi aku tak terlalu kenal dengannya. Tapi, kudengar dari Dazai-san, ia adalah seekor harimau yang dicarin polisi militer beberapa tahun lalu.
Kuakui mereka hebat, tentu saja karena kekuatan mereka. Mereka keren, dan sangat kompeten—itu sudah terbukti. Namun, daripada itu, aku justru terpesona dengan presiden Agensi Detektif Bersenjata, yap—Fukuzawa Yukichi.
Berbeda dengan Dazai-san yang kelihatan cemerlang dan sedikit berkilau, Fukuzawa-san tampak seperti seorang pria baya kebanyakan dengan rambut silver—atau putih—yang mencapai bahunya, pun pandangan tajam yang penuh keyakinan. Kimono hijau tua yang tampak selalu itu-itu saja bukannya membuatku bosan tapi malah menambah kesan tradisional pada diri pria hebat itu dalam pandanganku. Ditambah, dia tampaknya sangat menyukai kucing—aku melihatnya sendiri saat dia dengan tampang kaku itu mengulurkan ikan sungai yang ia tangkap sendiri ke seekor kucing dan berakhir ia dicueki—dan itu lucu.
Aku tak pernah berbicara langsung dengannya dan tampaknya pria awal 40-an itu tak tertarik memulai percakapan dengan seorang gadis pekerja paruh waktu sepertiku. Kami hanya beberapa kali berpapasan di lorong atau tangga saat aku harus mengantarkan pesanan Edogawa-san yang sering meminta manisan.
Oh ya, sepertinya aku belum memperkenalkan diri, ya? Namaku [Surname] [Firstname]. Teman-teman sekolahku biasa memanggilku [Firstname]-san sementara teman-teman sesama pekerja di kafe memanggilku [Nickname]-chan. Dazai-san bahkan memanggilku dengan sebutan aneh-aneh, seperti: Bella Donna—seolah aku sesempurna itu, Nona Cantik—aku tidak begitu cantik, dan hal aneh lainnya yang terkadang membuatku geli sendiri hingga Kunikida-san harus turun tangan mengurus si lelaki jangkung. Gadis SMA biasa, tidak terlalu cerdas tapi aku punya keterampilan yang—maaf, aku akan sedikit menyombong—jauh di atas kebanyakan gadis lainnya. Bekerja di kafe ini hanya karena aku butuh uang untuk membeli manga kesukaanku yang terbit sebulan sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...