Terkadang, Mayuzumi merasakan jantungnya berdentam begitu kencang di balik tulang rusuknya. Menghentak-hentak seolah akan meremukkan tulang-tulangnya, pun membuat sesak di dada. Rasanya pemuda itu bisa mencecap ujung pedang morgul menancap di dadanya, menembus, dan mengoyak daging yang meliputinya.
Maklum, kebanyakan nonton Lord of The Ring. Sepupu Akashi yang suka rusuh latihan itu menyeretnya untuk menemaninya nonton saat Akashi sibuk dengan urusannya sebagai kapten klub.
Dih, Mayuzumi mengernyit-ngernyit ketika menutup pintu. Diam-diam menggerutu sembari membenahi letak tas sekolah di bahunya.
Oh, ya, kembali ke alasan mengapa jantung Mayuzumi sering sekali berdegup kencang. Abaikan pedang morgulnya, itu berita lama. Terkadang pemuda itu sadar diri, ... Mungkin saja tetangga baru sebelah rumah lah penyebabnya.
Bersamaan dengan pemikiran itu, pintu rumah samping terbuka. Namun sayang, Mayuzumi tak menghiraukannya.
Anime Fanfiction Indonesia
Butterflies
Oleh RinRin1410KnB milik Fujimaki Tadatoshi
Cardia Risha © naracardiaBau Bawang - Mayuzumi Chihiro x Cardia Risha
Dih.
Entah kenapa rasanya Mayuzumi senang sekali dengan kata seru yang satu itu. Pas sekali rasanya diserukan oleh batinnya saat melihat rombongan anggota OSIS mengawal Yoshio Rinnosuke, tamu dari Akademi Touou sekaligus keponakan komisaris sekolah, menyusuri lorong. Untungnya, hawa keberadaan Mayuzumi yang tipis tak membuat rombongan macam karavan itu menyadari keberadaannya. Dan untungnya lagi, Yoshio tengah dikepung oleh Natsume kala itu. Sang ketua OSIS 2 itu memblokade penglihatan Yoshio hingga gadis itu hanya pasrah saja digiring mengikuti rombongan yang lain.
Mayuzumi menghela napas lega. Buru-buru membelok ke koridor lain dan berhasil menabrak sosok gadis yang baru saja menampakkan diri.
Bunyi berdebum terdengar. Mayuzumi untungnya mampu menyeimbangkan diri.
Kenapa rasanya Mayuzumi banyak sekali mendapat keuntungan pagi ini, ya?
"Wah, maaf," gadis yang ditabrak Mayuzumi buru-buru berdiri. Menepuk-nepuk rok lipitnya lalu menatap Mayuzumi yang menjulang di depannya. "Kamu nggak apa?" tanya gadis itu khawatir.
Mayuzumi mengernyit. Tumben, alisnya naik sebelah. "Hm."
"Aku minta maaf," gadis itu membungkuk kikuk. "Aku benar-benar tidak melihatmu, aku minta maaf." Sekali lagi ia membungkuk.
"Sudah biasa," sahut Mayuzumi pelan.
"Kamu bilang sesuatu?"
"Tidak," pemuda itu menyahut cepat, "lain kali lebihlah berhati-hati." Kakinya langsung melangkah pergi setelah mendapat anggukan gugup dari gadis berambut pirang itu.
.
.
Risha ingin mati. Langkahnya gemetar, mungkin terlalu senang akibat insiden tabrakan dengan sosok pemuda berambut kelabu pagi tadi. Sungguh, walau sudah beberapa jam terlewat setelah insiden tersebut, sorot mata datar tak berkehidupan milik si pemuda masih membekas di ingatannya.

YOU ARE READING
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...