Nasi Goreng - Nijimura Shuuzo x Regina Asa

270 21 11
                                    

"Dosa nggak sih?"

"Apa?"

"Mencela,"

"Hah?"

"Pusing gue liat judulnya makin hari makin ngaco,"

"Kamu cari mati?"

KnB Fanfiction Indonesia

Butterflies
Oleh AomineRin1410

Request dari ReIrwi

KnB milik Fujimaki Tadatoshi
.
.
.

Nasi Goreng - Nijimura Shuuzo x Regina Asa

Gadis itu bersenandung kecil. Sibuk menata masakan ke kotak bentonya. Lima menit berselang ia menutup kotak itu, pun membungkusnya dengan kain biru polos.

Asa tersenyum menatap ikatan simpul kain pembungkus itu. Dibawanya kotak itu dengan tangan kanan. Segera dimasukkan ke tas dan gadis itu melangkah ke depan, memakai sepatu.

"Kakak, aku berangkat!" seru Asa kemudian melangkah keluar rumah setelah dapat jawaban 'ya, hati-hati'.

Tiba di areal SMP Teikou, Asa bisa merasakan aura sepi di loker sepatu. Gadis itu berdiri kaku, bingung dan gugup di antara jajaran loker siswa kelas 3. Ludahnya diteguk, perlahan ia melangkah ke sebuah loker dengan nama kanji yang begitu ia hapal.

Nijimura Shuuzo, bacanya.

Dengan tangan agak bergetar Asa melangkah ke dekat loker itu. Membukanya perlahan dan menyelipkan kotak bekalnya ke sana. Lalu ia buru-buru menutup kembali loker itu, bersikap tak pernah terjadi apapun lalu melangkah untuk bersembunyi di dinding terdekat. Ia akan menanti sang pemilik loker, Nijimura, untuk mengambil kotak itu dan memastikan kapten tim basket putra itu menyimpan bekal buatannya.

Cara konvensional.

Hampir tiga puluh menit lamanya hingga seorang pemuda dengan mulut agak manyun muncul. Ia dengan santai membuka loker seperti biasa, jangan tanya mengapa ia malas mengunci lokernya. Bagi Nijimura, sepatu itu hanya benda sederhana yang jika hilang bisa beli yang baru. Untuk sepatu dalam ruangan, ia bisa meminta pada guru administrasi. Tak perlu dikunci, begitu pikirnya.

Saat ia membuka loker, ia tersenyum dapati sebuah benda dengan bungkusan kain biru polos. Diraihnya pelan dan diendus untuk ketahui baunya.

"Hm, nasi goreng," gumam Nijimura agak keras, ia tersenyum lebih lebar, "siapapun yang membuat ini, aku sangat mencintaimu!" ujar Nijimura lagi lalu dengan santai meninggalkan loker itu.

Asa keluar dari persembunyiannya, tersenyum manis dengan rona merah di kedua pipinya.

"Ya, aku juga mencintaimu," balas gadis itu pelan.

.

.

.


"Sudah kuduga orang yang memberikan nasi goreng itu kamu!"

Asa berjengit. Kaget. Buru-buru ia menoleh ke belakang, hanya untuk mendapati tubuh tinggi Nijimura sudah ada di belakangnya. Pemuda itu tersenyum manis.

"Aku hanya kebetulan lewat!" bela Asa.

Nijimura mendecak-decak, "No. Kamu membalas ucapan cintaku, pasti kamu yang membuatkannya untukku, kan?!" tudingnya.

Gawat! Ketangkap basah! Pikir Asa khawatir.

Tiba-tiba Nijimura mendekat dan merengkuh Asa.

"Makasih," gumam pemuda itu.

Asa mengernyit, namun ia mengangguk pelan.

Nijimura melepas pelukan sejenak itu, menatap manik Asa dengan binaran mencurigakan di maniknya.

"Hei!" panggil Nijimura.

"Ap-apa?"

"Jadilah pacarku!" seru Nijimura.

"Lah?!"

"Etto... Kudengar dari seseorang, kalau keberadaan pacar itu bisa meningkatkan semangat belajar. Lagipula sebentar lagi ujian," jelas Nijimura canggung, "bagaimana?" tanyanya.

Asa terdiam. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan, maniknya berkaca-kaca.

"Waduh," gumam Nijimura, ia mendekat ke Asa lagi, khawatir berujar, "jangan menangis. Jangan menangis."

Namun beberapa saat kemudian Asa mengangguk. Membuat Nijimura segera memeluk tubuh mungil gadis itu untuk yang kedua kalinya.

***
!UDAH!

13 Mei 2018

Rin

Omake

Saat keduanya bisa merasakan kehangatan dari dekapan erat itu, sebuah deheman menginterupsi.

"Berpelukan di koridor, melewatkan latihan pagi dan juga menebarkan aura suram dari para jones," Akashi Seijurou membuka jurnal dengan judul Peraturan Sekolah, buku keramat, lalu menatap keduanya dengan maniknya yang tajam.

Jujur saja Asa ketar-ketir. Takut-takut ia dihukum, hal itu bisa mencoreng nama baiknya sebagai "gadis biasa saja".

Hening.

Nijimura masih menanti ucapan si ketua OSIS cebol.







"Jangan lupa pajak jadian," ujar Akashi dan melangkah pergi begitu saja.

"Bajigur," umpat Nijimura pelan. ***

ButterfliesWhere stories live. Discover now