Cinta Hari Natal - Nash Gold Jr. x Regina Asa

522 29 14
                                    

Saat aku kecil, aku amat menunggu tibanya hari natal. Karena bagiku itu hari yang menyenangkan. Menghias pohon natal, saling tukar kado dan berkumpul bersama keluarga.

Saat usiaku menginjak remaja dan kupikir aku sudah dewasa, aku mulai mengabaikan malam natal. Tak pernah lagi datang ke gereja untuk bersembahyang tiap natal atau sekedar sembahyang rutin.

Namun, saat masa dewasaku tiba, rasanya aku ingin kembali menjadi anak-anak dan mendapatkan kembali malam natalku. Semua karena sosoknya.

Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia

Butterflies「Kuroko no Basket chara x Reader」
Oleh AomineRin1410

Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi

.
.
.

Cinta Malam Natal - Nash Gold Jr. x Regina Asa

Saat sudah dewasa nanti, jadilah sosok yang bertanggung jawab, Nash-kun, walau kau dipuja tetaplah ingat pada orang yang sudah membuatmu dipuja seperti itu.

Pria itu menggelengkan kepala keras-keras. Bayangan buram itu semakin sering memghantuinya seiring makin dekatnya hari natal.

Sindrom natal, begitu ia mengejek dirinya sendiri tiap kali mimpi itu membayang. Hanya tampilan buram sesosok wanita berambut coklat dan cahaya terang yang terpancar dari wajah si pemilik suara malaikat juga seorang bocah kecil refleksinya dulu.

Ia pasti akan terbangun dan bertanya-tanya. Seolah mimpi tersebut terasa begitu nyata. Seolah wanita yang memancarkan cahaya itu menunggu untuk ditemukan olehnya.

Namanya Nash Gold Jr. Seorang street basketman yang terkenal di Amerika bersama nama Jabberwock. Mengudarakan nama diri dan keempat rekannya yang lain serta mendekatkan diri pada 'pujaan' yang kata orang melenakan.

Saat bunyi ketik mesin komputer para pegawai menyambutnya yang baru keluar dari lift, ia kembali bertanya-tanya.

Siapa sebenarnya dia?

Sebuah pertanyaan yang kelewat sulit mengingat Nash bukanlah pria yang suka mengingat sesuatu hingga sebegitu rinci.

Namun yang jelas ia begitu mengingat malam-malam natal masa kanak-kanaknya. Bersama Ibu dan keluarga besarnya.

Namun ia terkadang menyelinap pergi, menyendiri di taman belakang rumah dan sosok itu akan tiba. Mengusap air matanya sembari mengatakan beragam kalimat penghibur bagi bocah yang dirundung sepi.

Santanya sendiri. Sesosok malaikat tanpa sayap yang memberikan kedamaian bagi hati yang berlubang.

Sosok itu pernah berujar demikian di saat pertemuan terakhirnya dengan Nash: “Maafkan aku, mungkin mulai sekarang aku akan jarang bertemu denganmu. Karena aku harus kembali, sampai jumpa suatu saat nanti. Mungkin saat kau sudah menjadi pria hebat yang dilimpahi kebahagiaan,” dengan senyum sendu di wajah buram yang tak pernah bisa Nash ingat kemudian melangkah memasuki kegelapan. 

Itu terjadi saat Nash menginjak usia ke-9. Masa akhir kanak-kanaknya, dan perlahan ia tumbuh menjadi pemuda congkak yang menganggap dirinya sudah cukup dewasa untuk mengurusi masalah sendiri hingga melupakan sang pencipta kehidupan.

ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang