"Terima kasih,"

162 13 4
                                    

Lelaki itu ada di pangkuannya, memejamkan mata menikmati embus angin yang berbisik di telinga keduanya. Bunga-bunga kecil berkelopak putih dengan kepala putik berwarna kuning ikut menari bersama angin itu. Tidak ada percakapan, hanya perempuan itu yang terus memberikan belaian lembut pada helai rambut sang lelaki.

"Aku ingin terus seperti ini bersamamu," gumam perempuan itu, menatap pada bayangannya yang tercermin pada permukaan air sungai di depan mereka.

Ia menunduk, tersenyum tipis.

"Meski setelah semua yang kita lalui sebelumnya," tambahnya lirih. Seolah pada matanya, bayangan di air itu berubah menjadi keruh dan mengerikan.

Anime Fanfiksi Indonesia

Kimetsu no Yaiba Fanfiction

Modern Alternate Universe

Tomioka Giyuu x Reader

Kimetsu no Yaiba milik Koyoharu Gotouge

.

.

.

Namanya Tomioka Giyuu. Ia berparas cukup tampan. Matanya biru gelap, selalu memandang apapun di hadapannya dengan datar dan teliti, seolah dapat memperkirakan apa yang akan objek pandangannya lakukan di masa mendatang. Meski perawakannya tak terlalu tinggi dan tubuhnya tidak terlalu kekar, pembawaannya yang tenang dan berwibawa dapat membuat orang-orang terpukau.

[Surname] [Name] mengenali lelaki berambut hitam dengan ujung-ujung berwarna biru itu sebagai sosok yang bekerja keras. Baik ia dan Tomioka itu sama-sama tidak bisa menerjemahkan sesuatu dengan benar ke dalam kata-kata, tetapi keduanya sama-sama tahu bahwa perasaan mereka saling bertaut.

Keduanya sudah cukup lama tinggal di apartemen yang sama untuk bisa saling mengerti satu sama lain dan menyiapkan diri untuk terlibat dalam hubungan asmara. Bahkan, [Surname] sudah mendapati dirinya begitu terpikat pada pesona Tomioka Giyuu jauh sebelum ia pindah ke apartemen yang sama dengan lelaki itu.

Tomioka tampan dan tenang, tipikal lelaki yang akan dengan mudah menggaet perempuan mana pun jika saja ia bisa memiliki kemampuan berbicara dengan baik.

Sehingga, ketika tiba-tiba Tomioka Giyuu yang selalu tenang bagaikan air laut itu datang padanya dengan wajah memerah dan sedikit panik—[Surname] merasa terkejut.

"Ada apa, sih, Tomioka-san?" tanya [Surname] bingung ketika Tomioka masih juga terdiam dengan tangannya yang memegang kotak beludru kecil bergerakan tidak beraturan.

Perempuan berparas manis itu seharusnya terkejut. Ia mungkin bisa menebak apa keinginan Tomioka Giyuu datang padanya dalam setelan rapi dengan membawa kotak kecil berlapis beludru merah itu, tetapi sang perempuan terlalu takut untuk menebak sehingga hanya bisa menyajikan suguhan bagi tamunya itu agar sang tamu dapat menenangkan diri.

"Saya ingin bicara serius dengan Anda, [Surname]-san," kata Tomioka setelah menenggak berulang-ulang teh dingin buatan [Surname] yang disuguhkan padanya. Meski dalam kondisi segugup apapun, ia tetap tidak bisa tidak formal pada orang-orang. Pandangannya yang selalu tenang kini gelisah, langsung menatap pada manik [Surname] sendiri.

Melihat kegugupan pada Tomioka, [Surname] mendadak ikut berkeringat dingin. "Apa itu, Tomioka-san?" tanya [Surname] hati-hati.

Tangan Tomioka Giyuu masih gemetar saat ia mengulurkan kotak itu ke depan dengan tangan kanan. Jemari tangannya yang lain dengan hati-hati membuka tutup kotak itu hingga [Surname] bisa melihat cincin perak bertahtakan berlian merah di dalamnya.

ButterfliesWhere stories live. Discover now