03: What the...

4.5K 704 23
                                    

Latte macchiato, espresso, cappuccino...

Intinya Jihoon bisa mencium aroma kopi dan sahabat-sahabatnya di tempat ini.

Sekarang Choi Seungcheol yang mengiriminya pesan tadi juga sudah duduk di hadapannya, memasang senyum yang bisa membuat semua orang meleleh.

"Satu espresso dan-" Pelayan itu mengerutkan dahinya sejenak, "- air mineral."

"Terima kasih," ujar mereka bersamaan.

Seungcheol tersenyum kecil sesaat setelah Jihoon mengatakan hal yang sama dengannya.

"Kau tidak pesan kopi?" tanya Seungcheol.

Jihoon menggeleng.

"Sebenarnya aku lebih senang minuman bersoda. Tapi di sini tidak ada," keluh Jihoon.

Seungcheol mengangguk singkat dan menyeruput espresso-nya pelan.

"Aku terkadang merasa penasaran pada orang-orang yang menyukai kopi. Apa tidak pahit?" buka Jihoon memulai pembicaraan.

Seungcheol terkekeh.

"Tentu tidak kalau sudah terbiasa. Ada beberapa pekerjaan yang menuntutku untuk terjaga lebih malam sehingga aku cukup terbiasa dengan pahitnya."

Jihoon mengangguk pelan.

"Lagipula kau bisa menambahkan gula."









Satu hal yang terbesit di benak Jihoon: gaya hidupnya tidak sehat.

"Kau bisa sakit bila terus menerus seperti itu," celetuk Jihoon setelah meneguk seperempat gelas air mineralnya.




"Tidak bila seseorang setia mengingatkanku."

Sekali lagi Seungcheol menunjukkan senjata pamungkasnya, senyumnya.








Astaga, Jihoon ingin langsung jadian saja.

Eh.






'I like dudududududu
You like dududududu'

Mendadak dua larik nyanyian membuyarkan semuanya.



"Ponselku. Maaf," interupsi Seungcheol lalu menjawab panggilan di ponselnya.

Jihoon mengangguk singkat dan membiarkan Seungcheol menyelesaikan urusannya.









"Yeoboseyo?"

'Chagi, apa buta waktu? Aku sudah menunggu dua jam di salon dan kau tidak datang datang. Aku bisa melaporkanmu pada pi-'

"Jeonghannie sayang, aku minta maaf."









Tunggu, apa katanya?

Sayang?

"Aku akan segera ke sana. Iya, iya."









"Jihoon—"

"Kau sudah punya pacar?"

Jihoon menatap Seungcheol tajam.












Seungcheol melirik ke arah meja gugup.

"Aa... aku bisa jelaskan."











Seharusnya Jihoon tidak usah mempercayai usulan Wonwoo.

○●♡●○

tbc






Chapter ini udah ada di summary btw heheh

[√] You Never Know | SoonHoonWhere stories live. Discover now