110: our besties' marriage (2)

1.9K 282 35
                                    

Pitik tuh pengen banyak balesin komen

Tapi ntar malah spoiler, jadinya kalo gak ngetik
😂
berarti ngetik yang
( ͡° ͜ʖ ͡°)


heheh






○●○

'Yak, Kim Mingyu!' sahut seseorang.

Mingyu sedang free malam itu dan dia memang membuat janji untuk berbicara dengan seseorang secara pribadi.

Bukan dengan Wonwoo tapi.

"Aku ingin mengatakan sesuatu-"

'Ey, cepat! Langsung katakan saja!'

Temannya ini benar-benar tidak sabaran.

Mingyu menarik nafas sejenak sebelum akhirnya mengatakan isi pikirannya.

"Aku akan menikah minggu depan YEEEEEYYYY!!!"

'Apa?' balas sosok di sana kebingungan karena inti informasinya tersamarkan oleh teriakan Mingyu.

'Bicara yang jelas! Jangan teriak seperti itu!' bentaknya.

"Hey, aku pikir kau sudah lupa caranya membentak karena meninggalkan jabatan," sindir Mingyu.

Sosok di seberang sana hanya terkekeh pelan.

'Jadi apa yang kau katakan tadi?'

Mingyu mendesah pelan. Euforianya sudah lenyap barusan.

"Aku akan menikah minggu depan," ujarnya datar.

Euforianya sepertinya berpindah ke seberang sana. Sosok itu sudah teriak-teriak tidak jelas.

Mingyu yakin 100% wajahnya sangat acak adul karena histeris.

'OH MY GOD! Apa telingaku tidak salah? Minggu depan?'

Mingyu hanya berdehem pelan.

'Wah, kenapa kau baru memberitahuku sekarang?'

Mingyu menyeringai sesaat.

"Hanya ingin membuatmu kelabakan saja."

Tapi sosok di seberang sana masih mencerna kalimat barusan.

Soal kelabakan...

Kenapa ia harus kelabakan kalau Mingyu menikah?

"Hey, kita seumuran, bukan?" tanya Mingyu.

'Iya.'

"Aku memotivasimu agar bisa menyusulku."

Sosok di sana terdiam sejenak, selama lima sampai enam detik, untuk menjernihkan pikirannya.

"Aku serius. Kau harus datang memenuhi undanganku. Bukannya kau bilang Kamis depan sudah kembali ke Korea? Aku akan menikah Sabtu."

'Ya,' balas sosok itu singkat.

Menjadi lebih singkat setelah serentet motivasi yang dibicarakan Mingyu.

"Aku tidak akan minta maaf karena membuka luka lamamu tapi memang itu kenyataannya."

'Ya, aku tahu.'

Mingyu bisa mendengar desahan pelan setelahnya yang menandakan sebuah kekecewaan yang mendalam.

"Masih ingat nasehatku tentang orang tidak akan jatuh ke lubang yang sama?"

'Hmm..'

Mingyu mundur dan bersandar ke bantal yang sudah diberdirikannya.

"Kurasa tidak salah bila kau jatuh ke lubang yang sama kali ini."

'Kenapa?'

"Dalam seminggu, sedikitnya lima kali ia akan mengirimiku pesan untuk menanyakan apakah Soonyoung memberiku nomornya."

"Lima kali, Soon. Itu sudah banyak untuk ukuran orang sibuk."

Mingyu terdiam sejenak kemudian. Ia ingin mendengarkan reaksi Soonyoung dengan seksama.

'Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?' tanya Soonyoung lagi, mengulang kalimat itu untuk kasus yang berbeda.

"Supaya kau mau cepat-cepat kembali ke sini."

Terdengar suara tawa di seberang sana. Mingyu sendiri agak bingung kenapa Soonyoung tertawa begitu saja.

'Aku akan datang ke pernikahanmu hanya dengan satu syarat.'

"Apa?"









'Jemput aku di bandara! Aku bosan naik kendaraan umum.'

○●♡●●

tbc







This is sooooo romantic 😆😆😆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

This is sooooo romantic
😆😆😆

cr: onpic

[√] You Never Know | SoonHoonWhere stories live. Discover now