87: ^ 3^

2.3K 374 45
                                        

Setelah makan malam...

Ya, setelah makan malam. Jihoon sudah menyelesaikan makan malamnya.

Ia segera bangun dari kursinya dan menaruh peralatan makannya ke wastafel untuk mencucinya, meninggalkan Soonyoung yang masih menghabiskan mangkuk sup terakhirnya.






Jihoon was-was sendiri saat mencuci peralatan makannya.
Ia takut tahu-tahu Soonyoung sudah berdiri di belakangnya dan...

Dan...






"Jihoon," panggil Soonyoung.

Bulu kuduknya tiba-tiba saja berdiri.






"Harus kuapakan pancinya?" tanya Soonyoung bingung.


"Bawa ke mari," suruh Jihoon kemudian.

Jihoon kira ia akan menyinggung pemasalahan tadi.

Soonyoung menaruh panci sup yang sudah kosong itu di sebelah Jihoon.
Ia tidak mungkin membantu Jihoon karena pekerjaan wastafel hanya cukup untuk satu orang.

Sebagai gantinya, ia menata peralatan makan yang sudah bersih di rak.

Tak lama kerja sama itu selesai juga.

Jihoon sudah selesai mencuci piring dan hendak mengelap tangannya.

Ia sedang melakukannya dan tiba-tiba saja Soonyoung berhambur memeluknya dari belakang.

Jihoon melepaskan lap di tangannya.








"Soonyoung," panggil Jihoon.

Soonyoung hanya membalasnya dengan gumaman pelan.

Jihoon tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.







Menyikut Soonyoung?

Atau membiarkannya saja?







"Kau berhutang jawaban padaku," bisik Soonyoung tepat di telinga Jihoon.




Sebenarnya jawabannya sudah jelas. Jihoon bahkan sama sekali tidak mencoba memberontak sekarang.

Tapi Soonyoung butuh pernyataan lisan yang resmi.




"A-a... bukankah kau bilang ingin pulang setelah makan malam?" balas Jihoon mengalihkan topik.

"Aku akan pulang setelah mendengar jawabanmu."












"Aku tidak yakin," balas Jihoon pada akhirnya.

Sampai saat ini, jawaban Jihoon terus-menerus membuat Soonyoung mengambang.

Tenggelam tidak.

Terbang juga tidak.









"Kalau kau tidak ingin mengatakannya, mari mencoba cara lain," ujar Soonyoung kemudian melepaskan pelukannya.

Ia menarik tangan Jihoon agar ia berbalik menghadapnya dan bisa menatap kedua matanya yang memancarkan kilatan serius sekarang.









"Aku memang belum berpengalaman soal cinta. Aku hanya menyukai satu orang saja sepanjang hidupku dan sekarang masih tetap satu orang."

Jihoon mengerjapkan kedua matanya, mendengarkan perkataan Soonyoung.







"Tapi kedua orang itu berbeda," lanjut Soonyoung seiring tangannya mengusap bahu Jihoon.







Jihoon menelan ludahnya cepat. Ia merasa gugup sekarang.
Saat Soonyoung semakin mendorong dirinya agar bersandar di dinding.

Ia juga menahan sebelah tangannya di dinding.
Wajahnya didekatkan pada Jihoon.









"Kalau kau menerimanya, balas ciumanku."








Ciuman?

Cium?

Jihoon tidak salah dengar, kan?








Bahkan Jihoon masih tidak mempercayai kata-kata Soonyoung barusan saat bibir mereka berdua benar-benar menempel satu sama lain.

Jihoon gelagapan.

Ia tidak tahu harus bagaimana.






Terlebih, ia belum pernah ciuman.






Jihoon belum pernah ciuman.

Berarti ciuman dari Soonyoung ini adalah first kiss.

First kiss-nya dicuri seorang Kwon Soonyoung.

Kenapa dari sekian makhluk di dunia ini, harus Kwon Soonyoung?









Perlahan Jihoon memejamkan kedua matanya sementara Soonyoung sudah memegangi pundaknya erat-erat.

Ciuman itu terasa sangat lembut bagi Jihoon sampai ia bingung bagaimana harus meresponnya.
Soonyoung menyesap bibir atasnya pelan sementara dengan sendirinya Jihoon memberi celah agar bibir mereka berdua bisa bertautan.






Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Emp—












Soonyoung mendadak melepaskan ciuman mereka.

Jihoon masih bersandar di dinding, mengatur nafasnya agar tidak terlalu memburu.

Soonyoung menatap Jihoon yang kedua pipinya sudah merona sekarang.
Rona yang muncul karena tidak bisa mengungkapkan kata-kata.

Soonyoung mengusap puncak kepala Jihoon perlahan. Ia memandang wajah merona itu sekali lagi.

Jihoon sendiri enggan mendongak. Entah kenapa ia merasa sangat malu sekarang.








Apa yang barusan ia lakukan?









"Gomawo, chagi," ujar Soonyoung pelan dengan sisipan panggilan sayang di sana.

Jihoon masih terdiam.







"Aku akan pulang," ujar Soonyoung lagi setelah mengacak-acak rambut Jihoon.

Ia beranjak dari sana dan keluar dari kamar itu.









Apa ia baru saja menerima Soonyoung tadi?

○●♡●○

tbc

[√] You Never Know | SoonHoonWhere stories live. Discover now