88: ⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

2.1K 341 16
                                    

Malam itu berlalu dengan cepat walaupun Jihoon tidak bisa tidur dengan nyenyak setelah kepulangan Soonyoung.

Pikirannya terus melayang entah ke mana.

Ke apartemen Soonyoung mungkin.
Mungkin ia sedang membayangkan bagaimana ekspresi Soonyoung.

Bukan mungkin lagi. Ia benar-benar kepikiran semalam.

Sampai ia bangun lebih lambat dari biasanya.


Jihoon bergegas turun dari ranjangnya lalu mandi dan bersiap-siap ke pabrik.

Sudah terlambat jika ingin menunggu bus, ia mungkin harus naik taksi agar sampai tepat waktu.






"Apa aku— hah... —terlambat?" tanya Jihoon sesampainya di ruangan divisinya.

Seungkwan dan Vernon melongok ke arahnya lalu menggeleng bersamaan.

"Hampir," tambah Seungkwan saat jarum pendek jam dinding yang Jihoon perhatikan di dalam ruangan berada pas di angka 6.

"Nah, gerbang depan baru saja ditutup sekarang," ujar Seungkwan lagi.

Jihoon menghela nafasnya lega dan langsung duduk di kursinya sendiri.





Ia baru saja bersiap mengecek beberapa pekerjaan yang belum sempat diselesaikannya kemarin namun pintu ruangan divisi terbuka lagi.

Ia sontak menoleh ke sana bersama Seungkwan dan Vernon juga.

Begitu tahu siapa yang sedang membuka pintunya, mereka langsung menunduk singkat dan memalingkan wajahnya.







Kecuali Jihoon.







Ya, karena dia adalah Kwon Soonyoung.

Soonyoung melempar senyuman manisnya lalu berlalu ke ruangan pribadinya.

Entah kenapa rasa senyuman itu berbeda dari senyuman-senyuman biasanya.







Sepertinya efek hari pertama setelah jadian








"Jihoon-ah," panggil Seungkwan.

Jihoon diam saja.

"Hey!"
Seungkwan melambaikan tangannya di depan wajah Jihoon.

"A-a... oh, ya," balas Jihoon agak gelagapan.





"Jihoon-ah," panggil Seungkwan lagi.

"Ya?" balas Jihoon sambil menoleh pada Seungkwan.

Seungkwan menunduk lalu tersenyum sekilas.


"Ada apa?" tanya Jihoon bingung.








"Wajah hyung memerah. Apa hyung demam?" tanya Vernon yang sedang memperhatikan mereka sejak tadi.







Seungkwan tidak tahan lagi.

Akhirnya ia tertawa tanpa suara namun membuka mulutnya lebar-lebar.

"Yak!" protes Jihoon merasa bingung sendirian.










Seungkwan menghentikan tawanya dan menatap Jihoon gemas.

"Ada apa antara kau dan Soonyoung, ha? Apa kalian—"



"Tidak. Tidak. Tidak..." elak Jihoon tanpa mendengarkan kelanjutan perkataan Seungkwan.

Seungkwan dan Vernon menatapnya sarkastik.






"A-aku harus mengecek bahan praktek di pantry sekarang."
Jihoon beralasan dan segera beranjak ke sana.







Ia akan mengurung diri sementara sampai mungkin ronanya menghilang.

Walaupun pasti akan muncul lagi bila pintu ruangan pribadi itu terbuka.

○●♡●○

tbc








Pitik ijin updet nggak terlalu panjang gara-gara harus jaga adek

Jadi...

Perlu diketahui bahwa adek Pitik autis hiperaktif beneran dan bukan bercandaan

Dan dia habis disunat.

Ya, dan dia mengalami penjagaan yang ketat dari seorang Pitik sebagai kakak yang paling mengerti dirinya setelah emaknya.

Emaknya dan emaknya Pitik sama.

Iya, dia adek gw --"

Emak gw sibuk masak, jadi gw yg jagain...

Bokap gw rada2 sibuk, jadi yaa gitu deh

ㄟ( ̄▽ ̄ㄟ)

[√] You Never Know | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang