54: 너에게 취해~

2.4K 374 16
                                        

Pitik updet lebih panjang biar cepet kelar ya...

😂😂😂

○●○

Jihoon masih terduduk di sofa sejak beberapa jam yang lalu.
Bahkan Wonwoo sudah menghampirinya beberapa kali, menanyakan hal yang sama.

"Di mana Soonyoung?"

"Pergi," jawab Jihoon santai.

"Kenapa kau tidak mencarinya?"

"Dia menyuruhku menunggu di sini."

Begitu terus hingga beberapa jam berlalu tanpa sadar.

Jihoon mengecek ponselnya sendiri, melihat jam berapa sekarang.

Ke mana dia?


Jihoon sudah jengah.
Ia beranjak dari sofa itu dan berjalan menghampiri Wonwoo yang masih sibuk mengurusi ini dan itu.

"Aku pulang, ya?" ujarnya menepuk bahu Wonwoo pelan.

"Tidak menunggu Soonyoung?"

"Tidak. Aku naik taksi saja. Kau urusi saja urusanmu, biar aku yang memberitahunya nanti."




Jadi di sinilah Jihoon, beberapa meter dari tempat pesta, berharap taksi akan lewat.

Ia agak sedikit kesal tapi mau bagaimana lagi.
Hal utama yang harus dipikirkannya sekarang adalah bagaimana cara sampai di apartemennya dengan selamat.

TIN TINN!!!
Suara klakson membuatnya terlonjak.

Taksi?
Sepertinya bukan.

Lebih terlihat seperti mobil pribadi.

Kaca mobil itu terbuka perlahan, memperlihatkan wajah seseorang yang seharusnya menemahi Jihoon selama pesta dan mengantarnya.



"Cepat masuk!" suruh Soonyoung.

"Kau ke mana saja?"

"Masuk dulu!"

Jihoon menghela nafasnya sejenak lalu masuk ke dalam mobil itu.



Perjalanan itu sangat hening. Begitu hening hingga mungkin mereka bisa mendengar suara angin berhembus dengan jelas walaupun jendelanya ditutup.

"Maaf."
Itu kata pertama yang terucap di dalam mobil itu, oleh Soonyoung.

"Gwaenchanayo," balas Jihoon pelan.

Oke, Jihoon akui ia sangat kesal. Tapi melihat situasi yang tidak memungkinkan, lebih baik biasa saja. Toh, ia bisa mengumpat sepuasnya di kamarnya nanti malam.




"Jam berapa sekarang?" tanya Soonyoung.

Jihoon melirik ponselnya sejenak.
"Jam 10."


"Apa kau bisa menyetir?"

"Bisa, sedikit-sedikit."

"Itu lebih dari cukup."

Jihoon menoleh ke arah Soonyoung bingung.

Kebingungannya bertambah saat Soonyoung memutar setirnya ke arah perkotaan.

"Ke mana?" tanya Jihoon.

"Anggap saja permintaan maafku karena melupakanmu selama berjam-jam."



Soonyoung memutar setirnya ke sebuah kedai minum di pinggir jalan, sebuah tempat yang bahkan baru sekali Jihoon  ke sana. Itu hanya untuk menemani Wonwoo yang sok-sokan ingin merayakan kedewasaannya dengan minum soju.

"Ini namanya aku yang menemanimu," protes Jihoon.

"Ya, terserahlah."





Soonyoung melemparkan sesuatu pada Jihoon sebelum memasuki tempat itu.

"Bawa kunci mobilku. Kalau terjadi sesuatu, kau yang menyetir."

Jihoon memandang kunci di tangannya dan punggung Soonyoung bergantian.

Soonyoung yang sudah duluan berbalik ke belakang lalu menarik tangan Jihoon agar mengikutinya masuk.


.
.
.
.
.
.

30 menit kemudian...

"YAK! Apa kau pernah merasakan penyesalan sepertiku? Aku sudah bertahun-tahun menyukainya dan dengan mudahnya dia bilang ingin menikah," cerita Soonyoung panjang lebar setelah tegukan ketiganya.

"Kalau kau gampang mabuk harusnya kau bilang tadi," gumam Jihoon menepuk dahinya pelan.

"Siapa yang gampang mabuk, hah? Aku kuat! Kuat! Hanya sedang tersakiti!"
Sekarang Soonyoung memukul-mukul dadanya sendiri.

"Aku tahu. Iya, iya, cepat habiskan biar kita segera pulang," balas Jihoon tetap menanggapi omongannya yang sudah melantur ke mana-mana itu.

Soonyoung menuang soju ke gelas kecilnya. Namun karena sedang tidak sadar, ia malah membuatnya tumpah di meja.

Jihoon jadi sibuk mengelap mejanya dengan tisu.






"Satu botol saja, ya?" bujuk Jihoon ketika isinya sudah habis.

Soonyoung menyandarkan kepalanya di meja sambil membuat simbol V di depan Jihoon.

"Ahjumma, uangnya kutaruh di meja. Kembaliannya ambil saja," ujar Jihoon.

Ahjumma yang sedang duduk-duduk itu hanya menganggukkan kepalanya.

Jihoon sekarang harus memikirkan bagaimana cara memindahkan Soonyoung ke mobil.

Ia menarik sebelah tangannya dan melingkarkannya di lehernya. Intinya ia berusaha memapah Soonyoung hingga sampai mobil.

Saat sudah mendekati mobil, Jihoon susah payah memencet kunci otomatis dan membuka pintu tengah.
Ia mendorong Soonyoung hingga sepenuhnya masuk ke dalam mobil.



"Menyusahkan," gumam Jihoon pelan.

○●♡●○

tbc



Jihoon nyetir dengan aman kok sampe apartemen.

Pitik sambung besok pagi, ya.

Udah jam tidur ini 😂😂

[√] You Never Know | SoonHoonWhere stories live. Discover now