62: 아프다...

2.1K 362 10
                                    

Tok! Tok! Tok!

Jihoon sekarang berada di depan kamar Soonyoung. Bisa dibilang ia cukup sering ke mari akhir-akhir ini.

Karena beberapa hal.





"BUKA SAJA!! TIDAK DIKUNCI!!" teriak Soonyoung dari dalam.

Jihoon membuka pintu itu perlahan dan tidak ada siapa-siapa di dalam.

Soonyoung pasti sedang berada di toilet.





Jihoon menaruh obatnya di atas meja lalu berjalan ke depan pintu toilet.

"Obatnya kutaruh di atas meja," ujar Jihoon dengan volume agak keras.

"YA, TERIMA KASIH."
Soonyoung masih teriak saja.

"Kau minum setiap setelah buang air," ujar Jihoon lagi.

"HOO!!"





Jihoon berjalan kembali menuju pintu kamar, bermaksud untuk pulang.

Cklek!

Saat yang sama Soonyoung membuka pintu toiletnya.

Jihoon menoleh.

"Anak baru, terima kasih, ya. Maaf merepotkanmu," ujar Soonyoung berjalan menuju meja dan membuka obatnya.

Jihoon masih terdiam memandangnya.









"Aku sudah cuci tangan," ujar Soonyoung masih memegang gelas air.







"Tidak. Kau kenapa bisa diare?" tanya Jihoon kemudian.

"Ramyun. Mungkin. Ah, apa peduliku, yang penting sekarang harus cepat sembuh," balas Soonyoung lalu meminum obatnya dengan cepat.

Ia menghela nafas lega dan menaruh gelasnya di meja.
Lalu berjalan cepat ke ranjangnya dan berbaring di sana.






"Aku lelah," keluhnya.

Jihoon yang sedari tadi masih berdiri di depan pintu memutuskan mengurungkan niatnya untuk pulang.

Ia mengambil gelas di atas meja itu dan mengisinya lagi dengan air galon.






"Mingyu masih pergi?" tanyanya.

Soonyoung bergumam pelan, mengiyakan.






Jihoon berjalan menuju ranjang Soonyoung.

"Minum. Nanti kau dehidrasi," ujarnya menyodorkan minum.

Soonyoung beranjak dari posisi berbaringnya dan bersila di atas kasur sementara Jihoon duduk di sebelahnya.
Ia mengambil minuman di tangan Jihoon dan menghabiskannya sekali teguk.












"Perutku sedikit sensitif," cerita Soonyoung.

"Ya, ketahuan," balas Jihoon singkat, padat, dan jelas.

Soonyoung menaruh gelasnya di atas nakas dan berbaring kembali.

"Perutku masih mules," keluhnya lagi.





"Jangan bilang kau tidak punya cadangan obat diare dan tidak meminum obat apapun sejak pagi."

"Nah, itu dia. Oh, sebentar," balas Soonyoung kemudian berhambur ke toilet lagi.



Jihoon merasa kasihan.







Beberapa menit kemudian Soonyoung keluar dari toilet.
Jihoon masih duduk di atas ranjangnya.

"Tumben, kau tidak pulang. Biasanya kau tidak betah di sini," ujar Soonyoung berbaring kembali di ranjangnya.




"Karena kau dalam keadaan tidak menyebalkan sekarang. Terakhir kali aku berada di sini adalah saat kau mabuk berat walau hanya menghabiskan satu botol."

Soonyoung melirik Jihoon sekilas.



"Payah," desisnya.

"Yak, tidak boleh mengonsumsi alkohol berlebihan. Kau tahu itu tidak baik bagi sarafmu. Kau mempelajarinya saat sekolah."


Jihoon mendengus pelan.
Dia tidak bermaksud menyindir Soonyoung yang sudah mabuk pada botol pertama.








"Maksudku, sekalian saja kau tidak usah minum."

Soonyoung gantian mendengus pelan.





"Kau terdengar seperti ibuku. Oh, aku merindukannya."

"Anak manja."

"Aku bukan anak manja. Aku hanya mengekspresikan rasa cintaku padanya."

"Terserahlah. Minum obatmu lagi, jangan lupa," ujar Jihoon mengingatkannya.











Jihoon baru saja beranjak dari ranjang itu ketika Soonyoung menahan tangannya.

"Temani aku. Aku kesepian."

○●♡●○

tbc








Soonyoung

Ψ( ̄▽ ̄)Ψ

[√] You Never Know | SoonHoonWhere stories live. Discover now