1. Shocked

4.3K 413 45
                                    

"Liora!" panggil seorang gadis dari arah belakang.

Gadis yang dipanggil itu menoleh, melihat ada gadis lain yang berlari susah payah ke arahnya. Itu Lizzy, sahabat Liora sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Gadis penakut yang selalu mengikutinya kemana-mana.

"Gue kira udah telat," ucapnya sambil membungkuk dan memegang lulut dengan napas tersengal.

"Emang udah telat kali, Liz!" sahut Liora sebelum berlari mengejar gerbang yang hampir di tutup--meninggalkan Lizzy yang masih sibuk mengatur napas.

"Tungguin gue!"
Liora berlari sangat cepat, membuat Lizzy kesulitan mengejarnya, sampai akhirnya Lizzy menabrak bahu seseorang yang berdiri di depannya setelah berhasil memasuki halaman sekolah.

"AAAAAAAAAAAAKHHH!" Suara jeritan terdengar dari beberapa siswi di lapangan pagi itu, beberapa lagi ada yang menangis ketakutan.

Lizzy menegang saat merasakan ada tangan yang menepuk pundaknya.

"Liz!"

Lizzy memberanikan diri untuk berbalik dan melihat siapa yang menepuk pundaknya barusan.

"Ada ribut-ribut apaan, sih?"

Ternyata itu Liora. Lizzy serta-merta mengembuskan napas lega.
"Gue kirain hantu. Nggak tahu, kerumunannya banyak banget."

Liora mengernyit geli melihat tingkah Lizzy. "Mana ada hantu siang-siang, Liz," kemudian ia menarik tangan Lizzy menerobos kerumuman, "Ayo!"

Betapa terkejutnya mereka saat melihat di tengah lapangan basket ada sebuah mayat yang bersimbah darah, kepala nya pecah--mungkin karena jatuh dari lantai atas.

Lizzy langsung bersembunyi di balik punggung Liora sambil meremas seragamnya sedangkan Liora hanya menatap mayat itu tanpa berkedip. Dia mengenalnya.

Mayat itu, Kulina, siswi kelas sepuluh yang baru dikenalnya beberapa hari lalu.

Liora segera menetralkan degup jantungnya dan menguasai keterkejutannya. Saat ia mengedarkan pandangan ke arah kerumunan di sekitar mayat Kulina, ia menyadari ada sesuatu yang aneh.

Beberapa pasang mata siswa di sana seolah menatapnya dengan sirat kebencian. Ada yang menatapnya sembunyi-sembunyi sambil menangis, ada juga yang menatapnya terang-terangan dengan tajam dan menusuk. Liora semakin bingung, memangnya apa yang sudah ia perbuat?

Baru saja Liora ingin membawa pergi Lizzy dari sana guna menenangkannya, tiba-tiba saja ada yang menginterupsi langkah mereka.

"Liora!" Itu Miss Madison, guru bahasa Inggris kelas sepuluh yang baru saja diangkat menjadi kepala sekolah beberapa bulan yang lalu.

Liora segera berbalik ke arah Miss Madison, "Yes, Miss?"

"Bisa ikut ke ruangan saya sekarang?" Miss Madison melirik Lizzy sekilas sebelum kembali fokus ke Liora, "Just you," desisnya tajam dan Liora pun mengerti maksudnya.

"Liz, lo nggak masalah kan ke kelas sendirian?"

Lizzy masih belum melepas pegangannya di tangan Liora, perasaannya tidak enak.
"Lo nggak harus ikut Miss Madison," bisiknya sangat pelan.

Liora melepas dengan paksa cengkraman Lizzy di tangannya.
"Sebentar aja. Ntar gue balik lagi sebelum mata pelajaran kedua."

Kemudian, Lizzy hanya bisa menatap punggung Liora dan Miss Madison beserta beberapa guru lainnya berjalan menjauhi kerumunan, mayat Kulina sedang dievakuasi oleh pihak yang berwajib.

- DENTING -

"Apa kamu yang bernama Liora Adinda?" tanya seorang wanita yang baru pertama kali Liora lihat.

DENTINGDonde viven las historias. Descúbrelo ahora