16. Siasat

1.3K 160 26
                                    

Ciee yang masih nungguin lapak ini update 😅😅

“Tidak mungkin!”
Lolongan Ayah Kulina nyaris membuat minuman bersoda Liora lepas dari genggamannya.
Begitu juga Lizzy yang berjengit ngeri. Untung saja plastik berisi minuman dingin itu tidak tergelincir jatuh dari tangannya.

“Bagaimana bisa Kulina dikuburkan sebelum saya melihatnya?”

“Sudah berminggu-minggu berlalu. Tidak mungkin Rumah Duka terus menyimpan mayat sedangkan mayat lain juga membutuhkan tempat di sini.”

Liora dan Lizzy merapatkan tubuhnya ke dinding. Mereka bersembunyi di lorong sebelah kanan.
Jarak yang cukup aman, tapi tetap bisa mendengar pembicaraan tiga orang dewasa.
Ayah Kulina, Miss Madison dan petugas dari Rumah Duka.

Kalau bukan karena rasa penasaran, Liora tidak mungkin mengikuti sampai sini. Ia bisa mendengar isakan tangis dari tiap ruangan. Harum mencekam dari bunga-bunga kamboja bercampur alkohol, antiseptik dan formalin.
Di sampingnya, Lizzy tampak gelisah. Sesekali matanya bergulir memerhatikan situasi. Lalu, menutup mata sampai berkeringat. Liora jadi kasihan melihatnya.

“Lo takut?”

Lizzy menggeleng. Tidak. Bukan sekadar takut pada mayat.
Tapi sosok-sosok yang hilir mudik di depannya, atau makhluk yang sekadar berdiri di depan ruangan—mungkin di dalam tempat mayatnya berada.
Setiap makhluk itu menguarkan aura kepedihan. Bukan hanya manusia yang bisa menangis, mereka juga. Sesekali makhluk-makhluk di sana menyadari kalau Lizzy melihatnya dan balas memelotot ke arahnya!
Tapi bagaimana Lizzy menjelaskan pada Liora? Ia harus tahan. Minimal sampai situasinya tepat.

“Kita pulang aja, deh,” bisik Liora.

“Jangan. Gue enggak apa-apa, cuma pusing sama bau formalinnya,” dusta Lizzy.
Sebelum Liora merespons, suara Ayah Kulina terdengar lagi.
Ia ingin tahu pemakaman anaknya. Tapi,  pegawai rumah sakit berkata anaknya dimakamkan di luar kota. Ayah Kulina semakin meradang.

Miss Madison menenangkan dengan nada persuasif bahwa tanah di luar kota lebih terjangkau untuk pemakaman. Karena tidak memiliki uang cukup, seketika Ayah Kulina merasa kalah telak. Isakan memilukan terdengar.

“Bu Madison, kalau ingin pulang. Pulanglah. Terima kasih sudah mengantar,” kata Ayah Kulina dengan suara serak.

“Baiklah. Semoga almarhumah tenang di sisinya,” kata Miss Madison.
Derap kaki terdengar mendekat ke arah persembunyian Liora, ia jelas tidak memiliki pilihan selain menarik tangan Lizzy dan bersembunyi di ruangan terdekat.
Lizzy sempat memberontak. Tapi, menyadari situasi, mau tak mau, ia ikut juga.

Suara langkah kaki Miss Madison berhenti tepat di depan ruangan tempat Liora dan Lizzy bersembunyi. Kalau saja tangan Miss Madison terulur untuk mendorong kenop pintu, ia akan tahu ada anak muridnya di sana.
Liora dan Lizzy menunggu dengan tabah di dalam ruangan tanpa bergerak.

“Terima kasih, Suster Elizabeth atas bantuannya. Untuk sementara, Ayah Kulina tidak perlu tahu lokasi pemakaman anaknya. Ini untuk melindungi almarhumah juga.”

Pembohong!
Liora ingin menjerit. Tega-teganya kepala sekolah memberi keterangan palsu.

“Ya. Ayahnya berbahaya. Sekolah mencoba melindungi Kulina. Apa? Oh, tidak. Tidak perlu dibawa ke jalur hukum. Ayahnya juga tampak berusaha memperbaiki diri.
Kulina bunuh diri mungkin memang karena tertekan di rumahnya.
Jangan khawatir, Suster. Setelah kejiwaan Ayah Kulina sembuh, mungkin saya sendiri yang akan memberitahunya.
Ya… ya… begitu. Saya juga senang bisa membiayai pemakaman anak murid saya sendiri.”

Kebohongan lainnya. Liora nyaris menangis tak berdaya.
Lizzy mengusap punggungnya.
Tapi sikap itu menyadarkan Liora. Betapa lemah dan lengahnya ia.
Di sekolah, ia dituduh sebagai penyebab kematian Kulina.
Di depan Ayah Kulina, kepala sekolah terang-terangan mengatakan Kulina bunuh diri.
Ular berbisa, batin Liora menilai kepala sekolahnya.
Betapa mengerikannya. Membuat keterangan palsu, memutar balikkan fakta dan sekarang meletakkan makam Kulina jauh dari kota tempat tinggalnya.
Untuk apa? Kredibilitas sekolahkah? Liora ragu. Pasti ada udang di balik bakwan.

DENTINGWhere stories live. Discover now