alaska; 29

440K 29.8K 2.6K
                                    

HARI ini yang paling ramai dibicarakan anak-anak SMA Angkasa adalah kembalinya salah satu Prajurit Batalyon, Gilbert Deniendra. Cowok mesum yang kini sudah kembali berkumpul bersama teman-teman lamanya di pojokan kantin yang tempat itu sudah dipatenkan oleh anak-anak Batalyon sebagai tempat makan di kantin ini.

Alaska yang saat itu sedang sibuk memperbaiki letak jam tangannya langsung mendengus kala suara khas Gilden memenuhi isi telinganya. Cowok itu datang dengan cengiran khasnya tak lupa menyalami teman-temannya yang lain dengan tos-tosan ala Batalyon.

Gilden melirik Alaska yang tampak biasa saja melihat dirinya, tidak seperti yang lain yang heboh melepas rindu.

Telapak tangan besar milik Gilden kini menyentuh salah satu bahu Alaska. "Gue balik mas."

"Gak nanya," jawab Alaska asal. Ia melirik Gilden yang masih memasang wajah menjijikannya. Demi apapun, Alaska kesal jikalau dipanggil dengan kata andalan dari Gilden, 'Mas'.

Dipanggil seperti itu benar-benar membuat Alaska geli sekaligus ingin muntah mendengarnya.

"Gimana sama Alana?"

"Gimana apanya?"

"Idih, kamu gak pekaan banget, mas."

"Gak usah bahas dia sama gue."

"Loh, emang napa?" tanya Gilden heboh yang membuat beberapa temannya mendengus kesal.

"Karena Alaska gak suka dan Alfret juga lagi demen sama Alana," jawab Regan seraya memainkan ponselnya. Cowok yang tadi baru saja duduk di samping Alaska langsung berdiri spontan, sorotnya langsung menembus ke arah Alfret yang kini tengah memandangnya juga.

"Seriusan lo?!"

Bukannya Alfret yang menjawab tetapi malah Adrian, "dia serius, emang kenapa?"

"Gak bisa gitu dong, sebagai Skana shipper saya menentang keras adanya penikung atau pun PHO dalam hubungan mereka yang belum jelas ini."

"Alay lu micin," tutur Chandra.

"Diem bisa, gak? Lo gak tau masalah jadi gak usah bacot."

"Yaa gue berhak lah, Al-"

"Gilden diem! Itu Jean lewat." baru saja setelah Virgo mengatakan itu sosok Gilden langsung beranjak dan berlari kecil menemui Jean yang kini tengah berjalan sendiri dari arah pintu kantin.

Cowok dengan baju yang sengaja di keluarkan itu langsung merangkul bahu Jean kala ia telah sampai. "Ska, deketin cewek tuh harus gercep, jangan buat cewek yang mulai duluan, ditikung baru tau rasa lu!" teriak Gilden sekeras mungkin hingga murid-murid yang lain menoleh ke arahnya.

Alaska hanya diam saja mendengar penuturan Gilden. Tak lama setelah itu, cewek yang sedari tadi menjadi perdebatan cowok-cowok tadi muncul dengan pakaian mencolok dari murid lainnya. Hari ini, Alana akan lomba marching jadi sekarang ia memakai baju mayoret berwarna pink. Karena acara dimulai pukul 12 maka mereka harus berkumpul di sekolah terlebih dahulu pukul setengan sepuluh.

"Alaska!" panggil Alana yang membuat si pemilik nama menoleh ke arahnya.

Dengan sedikit terburu-buru Alana berjalan menuju meja Batalyon ditemani dua sahabatnya. Anak-anak Batalyon tak habis menggoda Alaska atau pun Alfret. Sebelum Alana benar-benar sampai mereka sempat memuji penampilan Alana saat ini.

"Ngapain nyet?"

"Mau ketemu masa depan," jawab Alana. "Ska, foto yuk."

"Gak."

"Kalo dia gak mau, ajak Alfret aja, Lan." 

"Lohhh emang kenapa harus Alfret coba, orang gue maunya ama Alaska." Alana memang belum benar-benar paham akan perasaan Alfret yang katanya suka padanya.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang