alaska; 32

488K 32.4K 2.7K
                                    

Chapter ini gak sy edit. Jadi, maaf kalo ada kesalahan tulisan :)

-

PAGI-pagi sekali Alana sudah duduk rapi di bangkunya, kelasnya masih sangat sepi, hanya ada dia saja yang ada di ruangan ini. Kaca di sampingnya nampak buram akibat embun pagi yang menempel, Alana beranjak untuk menghampus jejak embun yang ada di kaca itu.

Kelasnya yang berada di lantai dua membuat ia bisa melihat aktivitas yang terjadi di lapangan basket dan tak sengaja ia melihat Gilden yang tengah berlari ke arah seorang cewek yang tak lain adalah kakak kandung Gandhi, Jean Gladisha. Cowok tinggi itu merangkul bahu Jean yang langsung membuat cewek itu kaget. Jean nampak berusaha melepaskan diri dari kukungan cowok itu namun parahnya Gilden malah tak mau melepaskannya dan malah mempererat rangkulannya.

Alana memang sudah tau kalau seorang Gilbert Daniendra itu cowok yang tengah tergila-gila dengan seorang Jean, cewek IPA 3 yang tak pernah ia lihat memiliki teman. Jean juga memiliki kebiasaan menaruh pulpen yang sudah ia pasangi gantungan ke lehernya. Sejauh ini, selama mengetahui tentang cewek itu, katanya Jean itu pintar, cuek, pendendam, dan tidak mau tersaingi dalam hal pelajaran.

Sedangkan untuk Gilden, Alana sudah lumayan kenal dengan cowok itu terhitung sebelum Gilden pindah ke sekolah barunya, dulu. Sudah tidak bisa ia tepis lagi kalau Gilden itu tampan. Jujur, anak-anak Batalyon itu banyak yang oke kalau di pandang secara fisik namun Alana hanya kepincut dengan Alaska. Oke kembali ke topik, selain itu katanya Gilden itu lumayan pintar dan sekarang ia satu kelas dengan Jean dan malah sebangku dengan cewek itu. Alana tau saat mendengar cerita dari anak-anak Batalyon.

Gilden, Gilden, dan Gilden, cowok yang tak jauh dari kata mesum juga. Katanya, sebelas duabelasan Chandra dan katanya juga Gilden ini awal tertarik dengan Jean karena cewek itu memiliki bibir yang oke punya, yah, begitulah penglihatan Gilden terhadap Jean.

Sebenarnya, Alana tau sih kalau Gilden itu mesum namun ia tidak pernah melihat langsung kebenarannya tapi sekarang ia sudah yakin dengan kata teman-temannya. Terbukti dengan Gilden yang tengah mencium Jean sembarangan sekarang dan setelah itu memeluk cewek itu erat-erat agar Jean tidak memukulnya.

Alana mendengus melihat dua orang itu, ia yakin kalau Gilden datang sekolah sepagi ini dengan alasan itu. Tidak bisa ia bayangkan apa yang terjadi jika Alaska semesum itu. Tapi, kalau dia dengan Alaska yang ada malah sebaliknya. Membicarakan Alaska membuat Alana rindu saja dengan cowok itu.

Setelah dirasa cukup kala melihat kacanya bersih mengkilap ia memilih untuk duduk kembali mengabaikan dua orang yang berada di lapangan basket itu. Alana tidak mau melihat hal seperti itu, rasanya ia tambah ngenes juga iri.

Memilih kembali duduk dan menatap ke layar ponselnya. Membuka aplikasi Instagram, Line, Snapchat, dan terakhir beralih ke Whatshap. Ide jahil muncul begitu saja di benaknya kala melihat kontak Alaska yang sengaja ia pakaikan pin hingga nama tersebut menjadi nama pertama yang ia lihat sekaligus baca.

Mine

Mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang