alaska; 38

439K 31.5K 2.7K
                                    

ALASKA dan keenam temannya berjalan bersama di koridor sekolah, dengan Alaska yang berada tepat di depan, Gilden dan Chandra yang mengapitnya sedangkan keempat temannya berjalan di belakang. Urutan berjalan seperti ini bukanlah ketetapan melainkan karena terbiasa.

Pemandangan seperti ini sudah menjadi hal biasa untuk anak-anak sekolahan namun, untuk para siswinya terutama adik kelas pasti tidak melewatkan momen ini.

Saat melewati kelas Alana, cowok yang menjabat sebagai kosong satu Batalyon itu sempat melirik sekilas ke kelas itu, yang sedihnya tercyduk oleh Alfret.

Alaska menghela napas berat kala teman-temannya melempar godaan berantai. Suara-suara tawa dan godaan yang menggelegar akibat teman-temannya itu cukup membuat sejumlah pasang mata mengarah pada mereka.

Virgo, cowok yang akhir-akhir ini paling senang menggodanya melalui pribadi chat di berbagai aplikasi akibat cowok itu menyaksikan dirinya yang membalas pelukan Alana melalui CCTV. Ia jadi mengutuk diri sendiri karena terlalu cepat memerintah Virgo mengecek CCTV yang berakibat seperti itu.

"Lo habis nonton film nganu yah sampe hilang kendali gitu?" tanya Virgo kala itu. Alaska mendengus saja memilih mengabaikan. Jujur saja, di umurnya yang menginjak 17 ini bohong kalau ia tidak pernah menonton film itu, hanya saja cukup sekali ia melakukannya sebab Aditama Wardana bisa mendepaknya dari rumah jikalau tau ia melakukan hal seperti itu.

"Alana kagak masuk sekolah kali, Ska. Kenapa? Nyariin?" tanya Gilden.

"Gak."

"Seriusan nih?"

"Hmm." hanya dijawab seperti itu tetapi tawa teman-temannya membuncah begitu saja seakan-akan Alaska sedang melempar lawakan yang menurut mereka lucu.

Lagi, Virgo yang paling keras tertawa, mungkin saat menggoda Alaska pikirannya melayang jauh ke kejadian waktu itu. Masalah yang CCTV, hanya Virgo yang tau karena Alaska sudah mewanti-wantinya jika isi rekaman itu tersebar ke orang lain sekalipun itu teman-teman dekat mereka.

Kanin dan teman-teman cewek itu dikeluarkan dari sekolah setelah Alaska menyerahkan hasil rekaman CCTV waktu itu--bebas dari rekaman Alana dan Alaska-- kepada kepala sekolah sedangkan Alana masih sedikit shock dengan kejadian hari itu.

Tawa teman-teman Alaska terhenti saat melihat gerumbulan anak-anak di depan ruangan kepala sekolah. Karena kepo salah satu dari mereka menanyai seorang siswa, dan itu pekerjaan Tora.

"Kenapa tuh curut semua pada ngalangin jalan?"

"Kakaknya Kanin ngamuk gara-gara adiknya dikeluarin," Tora mengangguk dan memperbolehkan adik kelas itu pergi. Alaska dan teman-temannya saling melempar tatapan dari kejauhan mereka menyaksikan suara teriakan keras kakak Kanin yang merasa tidak terima dengan keputusan kepala sekolah.

"Gila, ternyata Si Kanin punya kakak harimau juga yah."

"Si Kanin diam-diam mengerikan."

"Jujur, gue sih lebih suka cewek yang kayak Alana, yang ngomel-ngomel gak jelas kalau marah tapi hatinya baik daripada diem-diem tapi jahat," tutur Chandra.

"Lo bukannya suka ama cewek seksi, Chan?" tanya Regan.

"Itu juga sih," cowok itu menjawab dengan cengiran yang membuat Gilden ingin memukul kepala cowok itu.

"Udah sih yah, Ska. Lo harusnya dari dulu mau sama Alana, cantik? Iya, pemes? Iya, body? Oke."

"Dasar otak ngeres," Alaska mendengus melihat Gilden yang terkekeh.

"Chandra ama Gilden emang sama otaknya isinya mesum semua," cecar Tora.

"Gak papa kali Tor, itu tandanya gue normal. Daripada gue suka ama sesama berjakun kan berabeh."

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang