alaska; 39

475K 32.1K 2.3K
                                    

CEK AUTHOR NOTE BAWAH YAH :)

PENTING!

"SKA, liat deh Alana cantik banget njir, pahanya mulus, body-nya goals, mata gue kenyang." ujar Chandra sambil menyenggol bahu Alaska yang tengah men-dribble bola seraya duduk. Kini Alaska dan teman-temannya yang lain tengah duduk di lapangan basket. Sedangkan Alana, cewek itu tengah latihan marching di bawah matahari sore.

Bukannya Alaska mengkepoi hidup Alana namun, menurut pendengarannya bahwa marching ada lomba jadi cewek itu diseret paksa untuk datang latihan. Selain karena perintah langsung dari kepala sekolah, Alana juga mayoret yang posisinya berada di tengah bisa dibilang sebagai center pada pertunjukan ekskul itu.

Alaska mendengus melihat mata teman-temannya yang sedari tadi tidak lepas dari sosok Alana dan teman-temannya yang memimpin jalannya latihan itu. Alana dengan kaos hitam ketat dan rok sifon hitam setengah paha benar-benar bisa mengundang pandangan lapar dari kaum adam.

"Anjing! Alana cantik banget, sob, lo gak minat ama yang kayak gitu?" sahut Chandra lagi kala melihat Alana yang memutar tongkatnya lihai.

"Elah, Alaska cowok normal sob, kalo ditawarin yang kayak gitu juga pasti mau hanya sok jual mahal aja nih orang," jawab Alfret.

Menghela napas, Alaska memilih menulikan pendengarannya, diambilnya sebuah botol air mineral kemudian meneguknya hingga tandas. Demi apapun teman-temannya ini rusuh sekali, sampai bahunya disenggol-senggol walau ia sedang meneguk air. Dan itu karena Alana.

Cowok dengan tinggi semampai itu memilih meninggalkan teman-temannya dan berjalan santai menuju parkiran. Hari ini ia harus cepat pulang, amanat Bundanya sebelum ke sekolah tadi.

Sebenarnya bel pulang sudah sedari tadi berdering namun ia dan teman-temannya memilih bermain basket sebentar itu pun karena ada maksud terselubung juga dari teman-temannya yaitu, untuk melihat anak marching latihan atau lebih tepatnya Alana.

Alana Juwanda, cewek berambut hitam pekat dengan sentuhan curly di bagian bawahnya itu benar-benar membuat Alaska pusing tujuh keliling. Hari di mana cewek itu mengetahui siapa pelaku dan siapa istri kedua Papanya itu, Alana keluar dari ruangan dengan emosi yang tercetak jelas, terbukti saat ia keluar dan menemukan seorang satpam yang berjaga waktu itu tak tanggung-tanggung Alana langsung menyuguhi tendangannya.

Belum lagi, saat Alana dengan nekat hendak menemui Papanya saat itu juga, untungnya Alaska bisa menghentikan hal gila yang ingin dilakukan Alana. Bukannya tidak mau membantu cewek itu namun bukannya akan meluruskan masalah malah akan memperkeruh jika Alana datang dengan tidak kepala dingin.

Beberapa hari ini Alana mencoba menemui Papanya namun belum bisa sebab pria itu sedang sibuk di luar kota bersama istri mudanya. Saat tau hal tersebut Alana dengan emosi langsung menyemprot sekretaris Papanya agar menyuruh dua orang itu secepatnya kembali.

Alaska jadi menggeleng-geleng kepala mengingat kembali tingkah cewek itu jika sedang kalap. Cowok berkaos biru navy itu segera turun dari motornya kala selesai memarkirkan motornya di carport rumah.

"Mandi abis itu ke sini."

"Siap Bun," setelah mengatakan itu Alaska bergegas menuju kamarnya, membersihkan diri kemudian kembali ke bawah seperti yang dikatakan Bundanya.

Bundanya kini tengah berada di ruang keluarga bersama Cakra, adiknya. Di atas meja putih di hadapan dua orang itu terdapat sebuah rantang, yang membuat Alaska mengernyit melihatnya.

"Itu buat siapa, Bun?"

"Buat Alana, kamu bawain yah buat dia sekalian kamu makannya bareng dia aja, Bunda nyiapin banyak di dalam situ."

ALASKAWhere stories live. Discover now