Rindu?

817 15 0
                                    

Jika kata dilan, rindu itu berat. Maka bagiku menunggu itu berat. Apalagi menunggu sebuah kepastian. Tapi, disini aku sedang tidak menceritakan tentang menunggu, melainkan tentang rindu.

Iya. Rindu. Rindu dengan si bayangan yang sekarang menghilang entah kemana. Rindu sendirian, ternyata sesakit ini ya? Hehehe.

Sedikit ingin aku bercerita. Bercerita tentang si bayangan yang tak pernah absen untuk aku ceritakan disini. Jika boleh aku jujur, aku sangat rindu dengan si bayangan. Tapi si bayangan menghilang begitu saja bagai ditelan oleh bumi dan diasingkan disuatu tempat tak terlihat, hingga sulit untuk aku temukan.

Memendam rindu lebih berat daripada rindu itu sendiri. Perasaan rindu yang tak bisa diungkapkan, perasaan rindu yang tak terbalaskan, dan perasaan rindu yang terabaikan. Lalu, apa yang harus dilakukan jika sudah begini? Diam membisu tanpa bisa berkata?

Sekarang si bayangan entah ada dimana. Mungkin si bayangan sedang menjelajahi dunianya bersama orang lain dan melupakan bahwa ada aku disini menunggu sebuah kepastian. Iya. Menunggu dia datang kembali seperti awal dia mendekati.

Hai, langit malam. Bisakah aku meminta tolong sebentar? Tolong sampaikan melalui angin, bahwa aku rindu. Rindu dengan si bayangan. Rindu saat bersama si bayangan walau tidak pernah jelas jika sudah berdua. Ibarat sebuah lagu, aku hanya ingin mengulang semuanya dari awal. Dimana saat itu si bayangan tak pernah absen untuk mendekati aku.

Baiklah, sepertinya sampai disini saja aku menceritakan tentang rindu ku kepada si bayangan yang sudah menghilang. Lain kali, akan aku ceritakan lagi ya. Jangan bosan dengan ceritaku yang selalu saja ada sangkut pautnya dengan si bayangan.

Oh, satu lagi. Hampir saja, aku melupakannya. Aku sangat amat berterimakasih, karena sudah dibiarkan dengan si bayangan meskipun hanya sesaat.

Selasa, 13 Februari 2018
-DSA-

Tanpa KepastianWhere stories live. Discover now