22

117K 12.9K 2.4K
                                    

Revan mendudukkan tubuhnya di teras masjid, matanya menengadah ke atas langit yang berhiaskan bulan dan bintang.

Apa yang barusan menjadi materi dalam liqo kembali berputar di kepalanya.

"Hidayah bisa datang dari mana saja. Bisa datang dari orang yang kita cintai bahkan bisa juga datang dari orang yang kita benci. Jujur awalnya saya membenci Islam karena dari kecil saya telah terdoktrin kalau Islam itu jahat. Hingga akhirnya ketika saya kuliah di Bandung atas ijin Allah Subhanallahu'wataala saya dipertemukan dengan seorang muslimah yang alhamdulillah kini telah menjadi istri saya dan ibu bagi anak-anak saya. Awalnya saya sangat membenci dia, apalagi saat dia menolak mentah-mentah pernyataan cinta dari sahabat saya dengan alasan kalau agamanya melarangnya pacaran. Bila memang agamanya melarangnya pacaran tapi kenapa diluar sana masih banyak muslimah yang berpacaran. Bahkan tidak jarang saya melihat seorang muslimah berpegangan tangan bahkan berciuman--

"Karena hal itulah saya dan dia jadi sering terlibat adu argumen. Saya sering marah padanya namun anehnya dia selalu membalas kemarahan saya dengan senyum simpul, hingga akhirnya saya menjulukinya dengan sebutan gadis aneh. Bila saya menjelaskan apa yang menurut saya benar dengan berapi-api namun dia sendiri selalu menjelaskan semuanya dengan penuh kesabaran. Tidak pernah sekalipun dia marah kecuali ketika saya menghina Rasulullah, bahkan saat itu dia bukan hanya marah tapi dia pun menangis di hadapan saya--

"Dan tidak tahu kenapa ketika saya berhasil membuatnya menangis bukan perasaan senanglah yang saya rasakan, namun saya merasa bersalah. Dan dari situlah saya terdorong untuk mencari tahu tentang sosok Rasulullah yang sangat dia cintai. Banyak kisah yang membuat saya kagum pada sosok Rasulullah, salah satunya yaitu kisah dimana beliau selalu diludahi oleh seorang wanita tua, hingga pada suatu hari Rasulullah tidak pernah bertemu lagi dengan wanita tua itu, beliau lantas bertanya kemanakah wanita tua yang selalu meludahinya, dan ternyata wanita tua itu jatuh sakit, mendapatkan berita bahwa wanita tua yang biasa meludahinya itu ternyata sedang jatuh sakit. Bukannya bergembira, justru beliau memutuskan untuk menjenguknya. Wanita tua itu tidak menyangka jika Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam yang selalu dia ludahi dengan penuh kebencian mau menjenguknya, ia pun menangis di dalam hatinya, "Duhai betapa luhur budi manusia ini. Setiap hari aku ludahi, namun justru dialah orang pertama yang menjengukku."--

"Dengan menitikkan air mata haru dan bahagia, wanita tua itu lantas bertanya, "Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?" Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam menjawab, "Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau telah mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan melakukannya."--

"Mendengar jawaban bijak dari Rasulullah, wanita tua itu pun menangis dalam hati, "Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu." Lantas wanita tua itu mengikrarkan dua kalimat syahadat, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

"Semenjak membaca kisah itu saya memutuskan untuk mempelajari Islam, dan tentu tempat saya bertanya adalah dia yang telah saya buat menangis. Saya dan dia selalu terlibat diskusi panjang mengenai Islam, tidak jarang saya dan dia pun mendiskusikan tentang agama yang saya anut. Saya banyak mengajukan pertanyaan padanya, dan dia selalu dapat menjawab pertanyaan yang saya ajukan dengan baik dan jelas, sedangkan saya sendiri terkadang cukup kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Hari demi hari selalu saya lewatkan bersama dia tapi tentu saya dan dia tidak melewati hari-hari itu hanya berdua, kami selalu ditemani oleh dua kakak sepupunya yang ternyata adalah seorang dosen di Universitas Negeri Islam--

"Disaat saya yakin untuk masuk Islam keraguan tiba-tiba menghampiri saya, dan keraguan itu muncul gara-gara saya mendengar perkataan sahabat saya yang menyatakan kalau saya hendak memeluk Islam karena saya telah jatuh hati pada dia yang telah memperkenalkan saya pada Islam, dan saat cinta itu telah pudar termakan waktu maka keyakinan saya tentang Islam pun akan luntur, saya mengatakan itu kepadanya. Lagi-lagi dia tersenyum seraya bertanya, "Kamu mencintai saya?" Dan kala itu saya mengakui kalau memang saya telah mencintainya, lantas dia kembali berucap, "Hidayah bisa datang dari mana saja. Bisa datang dari orang yang kamu cintai bahkan bisa datang pula dari orang yang kamu benci. Seperti si nenek tua yang mendapatkan hidayah dari orang yang dia benci (yaitu Rasulullah), seperti Umar yang mendapatkan hidayah dari Kalam ilahi dan masih banyak lagi cara Allah memberikan hidayah pada setiap hamba-Nya yang memang Dia kehendaki, dan kamu mendapatkan hidayah dari orang yang kata kamu, kamu cintai, maka percayalah kalau cinta itu akan membawamu pada pelabuhan cinta yang sesungguhnya, yaitu cinta kepada Allah Subhanallahu'wataala dan cinta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam." Dan benar, karena cinta saya padanyalah dan tentunya atas ijin Allah saya dapat mencintai-Nya dan Rasul-Nya melebihi cinta saya pada apapun."

HUJAN | ENDWhere stories live. Discover now