31

114K 12.5K 1.5K
                                    

Milikilah aku dengan cara terbaikmu dengan doa yang selalu kau panjatkan, dan dengan usaha yang selalu kau kerjakan.

-Mt.P-

💦💦💦

Revan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi pesawat yang kini tengah dia tumpangi. Perlahan dia menutup matanya, bukan untuk jatuh terlelap dalam tidur tapi untuk mengenang kembali apa saja yang telah terjadi dalam hidupnya selama menetap di Berlin.

Awal dia menginjakkan kakinya di kota Berlin. Allah memberikan kejutan yang begitu indah baginya, tanpa diminta tiba-tiba Papanya meminta dirinya untuk kembali melakukan tes DNA di dua rumah sakit terkemuka di Berlin. Papanya melakukan itu dengan alasan ingin memastikan tentang status dirinya dan saat itu Papanya pun berkata dia ingin membersihkan nama Mamanya yang sudah di cap sebagai wanita murahan oleh pihak keluarga besar Herland.

Kenapa Papanya baru melakukan hal itu sekarang di saat Mamanya telah pergi untuk selama-lamanya? Hal itu karena Papanya merasa begitu bersalah karena telah berlaku tidak baik pada Mamanya yang sudah setia menemaninya hingga akhir hayat.

Tes DNA dilakukan di dua rumah sakit berbeda agar mendapatkan hasil yang akurat. Dan hasil tes DNA di kedua rumah sakit itu menyatakan kalau dirinya positif putra dari Papanya. Bukan anak haram. Saat itu Papanya langsung memeluknya dan mengucapkan kata maaf berulangkali.

Jujur, ingin rasanya Revan mencaci maki Papanya saat itu. Gara-gara Papanya dia harus merasakan masa kecil yang jauh sekali dari kata bahagia dan gara-gara Papanya dia harus melihat kesedihan yang setia menghiasi wajah cantik Mamanya, namun dia sadar kalau dengan mencaci maki Papanya itu tidak akan membuat waktu yang telah terlewatkan akan kembali lagi.

Yang bisa dia lakukan saat itu hanyalah berusaha berdamai dengan masa lalunya yang menyakitkan.

Tidak lama setelah kebenaran itu terungkap. Papanya mengalami serangan jantung karena mendapatkan kabar kalau Anggara, anak kesayangannya yang selalu dia banggakan ditemukan tidak bernyawa di apartemen milik temannya di karena overdosis obat-obatan terlarang. Saat itu benar-benar menjadi masa yang sulit bagi Revan, hingga tidak ada waktu baginya untuk memikirkan hal lain kecuali pendidikan dan kehidupan keluarganya yang jauh sekali dari kata baik.

Belum reda duka karena kepergian Mama dan Anggara, satu tahun kemudian Papanya pun tutup usia. Kini yang bertahan dan Allah berikan kesempatan untuk tetap bernafas hanyalah dia dan Ananta.

Sebisa mungkin dia dan Ananta saling memberikan support. Meyakinkan pada diri masing-masing kalau duka yang menimpa keluarganya akan segera sirna.

Hari demi hari berlalu, menjadi minggu, minggu berkumpul menjadi bulan dan bulan bersatu menjadi tahun. Dia dan Ananta mulai dapat menjalani hari-hari seperti sebagaimana mestinya.

Revan mulai dapat fokus pada pendidikan dan pekerjaan paruh waktunya di kantor milik kakak ipar Nino. Dia bertekad untuk segera kembali ke tanah air setelah pendidikannya selesai, dia akan langsung melamar Arlita.

Namun rencana tetaplah rencana, Allah yang memiliki wewenang sepenuhnya atas rencana yang sudah dia rangkai.

Tujuh hari menjelang kepulangannya ke tanah air. Lagi-lagi duka menimpa keluarganya, khususnya Ananta.

Di hari dimana seharusnya Ananta mengikrarkan janji suci bersama Raditya, sosok lelaki tampan yang sudah menjadi kekasih Ananta selama sebelas tahun harus terenggut nyawanya.

HUJAN | ENDWhere stories live. Discover now