27

104K 11.7K 1K
                                    

Mama tidak bisa berdiri lagi di sampingmu... Mama tidak bisa lagi memelukmu... Dan Mama tidak akan bisa lagi membelamu... Maafkan Mama... Mulai sekarang kau harus berjuang sendiri.

Revan menggenggam lembut tangan kanan Mamanya yang terasa begitu dingin saat dia genggam. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.

"Penyebab kematian Ny. Herland dikarenakan terjadinya pelebaran abnormal pembuluh darah di otak. Aneurisma celebral memang kebanyakan tanpa gejala," terang seorang dokter kepada Nino. Ya, Nino yang sudah sampai di Bandara Soeta memilih untuk kembali ke Bogor saat mendapatkan kabar kalau Mama Revan dilarikan ke rumah sakit.

Umur benar-benar tidak bisa ditebak. Beberapa jam lalu, Mama Revan masih menemaninya sarapan, bahkan saat dia akan berangkat ke Bandara Mama Revan memeluknya sambil berucap, "Titip Revan yah.. Tante nggak bisa lagi jagain dia."

"Revan udah gede Tante nggak usah dijagain lagi," selorohnya kala itu, berharap raut sedih yang terlihat jelas di wajah cantik Mama Revan bisa sirna.

Setelah mendengar penjelasan dari dokter yang telah menangani keadaan Mama Revan, Nino menghampiri Revan. Dia menepuk lembut pundak Revan, "Kau harus tegar."

Revan menoleh pada Nino, "Apa semuanya karena aku, Kak. Mama pergi karena aku?"

Nino menggeleng, "Bukan karena kau. Semuanya karena takdir Tuhan. Kau harus mengikhlaskannya. Tante akan tenang di surga."

Tenang di surga, kata-kata itu berhasil membuat tangis Revan pecah. Dia menangis tersedu-sedu sambil memeluk erat tubuh Mamanya yang telah kaku. Berulang kali dia memanggil Mamanya, berharap Mamanya akan kembali membuka matanya.

"Mama bangun... Revan mohon Mama bangun.... Mama."

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sementara hamba yang kafir saat dia meninggal dunia menuju akhirat maka malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah hitam sambil membawa kain tenun kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Lalu malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk dekat kepalanya seraya berkata : “Hai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.” Ruhnya berpencar-pencar di badannya lalu malaikat itu mencabut ruhnya sebagaimana ia mencabut besi tusuk dari kain wool yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil ruhnya maka para malaikat lain tidak membiarkan ruh itu ada ditangannya sekejap matapun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu yang mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang ada di muka bumi. Mereka membawanya naik. Mereka tidak melewati kumpulan malaikat melainkan mereka bertanya : "Bau apa ini?” Para malaikat yang membawa ruh menjawab : “Dia fulan bin fulan” dengan sebutan nama paling buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Mereka tiba di langit dunia. Tapi langit itu tidak dibukakan.

Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membaca ayat : “Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk lubang  jarum (Q.S. Al-A’raaf : 40). Lalu Allah berfirman : “Tulislah kitabnya di dalam penjara bumi yang bawah” Maka ruhnya dilempar dengan sekali lemparan. Lalu Beliau Shalallahu alaihi wassalam membacakan ayat : “Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh (Q.S. Al-Hajj:31).

Lalu ruhnya dikembalikan ke badannya. Setelah itu dua malaikat mendatanginya seraya bertanya : “Siapakah Rabb mu?” Dia menjawab : “Aku tidak tahu”. Malaikat itu  bertanya lagi : Siapa orang yang diutus di tengah kalian? “Aku tidak tahu: Jawabnya. Lalu ada suara berseru dari langit : “HambaKu telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu baginya menuju neraka” Maka didatangkan kepada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas.

HUJAN | ENDOnde as histórias ganham vida. Descobre agora