29

112K 12.2K 2.4K
                                    

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

-Sayyid Qutb-

***

"Dia sangat menggemaskan," Arlita menciumi pipi Raina, putri pertama Sri yang kini baru berusia lima bulan.

"Siapa dulu Mamanya," ujar Sri penuh percaya diri.

"Boleh nggak aku gendong dia?" Arlita menatap Sri dengan pandangan penuh harap.

"Yakin kamu pengen gendong? Bukannya kemarin-kemarin kamu nggak mau yah gendong Raina?"

"Kemarin-kemarin kan dia masih kecil. Aku takut kecengklak," jawab Arlita jujur.

Sri terkekeh geli, "Umur udah mau dua lima masa gendong bayi aja takut. Gimana sih ibu guru ini?" goda Sri.

Arlita mencubit lengan Sri, "Nggak usah ngeledek. Sini Raina nya biar aku gendong," dengan penuh kehati-hatian Arlita membawa tubuh mungil Raina ke dalam gendongannya.

"Wah udah cocok banget Tha kamu gendong bayi," ucap Nada yang baru saja datang menghampiri Arlita dan Sri di gazebo yang letaknya ada di halaman belakang rumah milik Sri.

"Tuh denger Tha. Kamu udah cocok gendong bayi."

Arlita mengabaikan ucapan Sri dan Nada. Dia malah asik mengajak Raina berceloteh.

"Mau sampai kapan kamu nungguin Revan?"

Arlita memilih diam. Mengabaikan pertanyaan dari Nada.

"Nih lihat," Nada memperlihatkan layar ponselnya kepada Arlita.

Arlita hanya sekilas melihatnya. Dia lebih memilih untuk menatap wajah menggemaskan Raina dari pada potret yang kini menghiasi layar ponsel milik Nada.

"Coba aku lihat," Sri mengambil alih ponsel milik Nada, "Fix ini mah. Kabar yang kemarin aku dapet di grup ternyata bukan hoax. Si Revan sama si Nindia bener-bener udah tunangan," ucap Sri mengomentari postingan pict di Instagram milik Nindia. Dimana pict itu mengabadikan kebersamaan Revan dengan Nindia di depan Masjid Umar Bin Khattab di Berlin.

"Gimana Tha? Apa kamu masih mau nungguin laki-laki yang udah tunangan sama cewek lain? Jangan sampai gara-gara cinta kamu jadi pelakor Tha!" ucap Nada sarkasme.

Arlita langsung menatap Nada dengan pandangan terluka, dia tidak menyangka kalau Nada akan mengatakan perkataan itu padanya, namun dia tidak mengatakan apa-apa.

"Tha kita udah sahabatan dari jaman status kita masih pelajar SMA dan sekarang aku dan Sri udah berstatus menikah. Aku ngomong gitu sama kamu supaya kamu sadar kalau udah tiba saatnya kamu lupain Revan. Kalau memang dia cinta sama kamu harusnya selama delapan tahun ini dia ngasih kabar sama kamu, tapi nyatanya dia nggak pernah ngasih kabarkan ke kamu bahkan email kamu yang kamu kirim saat hari kelulusan dia nggak bales."

"Mungkin dia sibuk," jawab Arlita.

"Sibuk apa? Sampai nggak bisa bales email kamu yang cuma nanya gimana kabar dia disana?"

"Udah Nad," Sri menyentuh bahu Nada, memberi peringatan pada Nada untuk menghentikan ocehannya.

"Sorry," ujar Nada pada Arlita.

HUJAN | ENDWhere stories live. Discover now