Part 7

3.8K 413 60
                                    

Ini adalah hari kedua Krist mendapat menstruasi, benar-benar hari yang lelah baginya dan dia juga menjadi sangat moody. Sebenarnya Singto menyuruhnya untuk beristirahat di rumah, tapi Krist menolak karena dia tidak ingin menghadapi keluarganya dan di bully sehingga dia berkeras untuk datang bekerja di hotel.

Perut Krist terasa kram saat ia membantu mengangkat keranjang sayuran wadah truk ke ruang penyimpanan di dapur. Ia juga bisa merasakan tamponnya sudah penuh dan basah, jadi ia perlu segera menggantinya. Ia pun minta ijin untuk pergi ke toilet untuk ganti.

Krist mengeluarkan tampon kotor dari bawah tubuhnya dan melemparkannya ke dalam toilet lalu menyiramnya. Setelah itu dia mengambil yang baru dari sakunya dan mencoba memakainya, tapi ia kesulitan untuk memakainya sendiri, karena ia belum terbiasa.

Tiba-tiba, ia tidak sengaja menjatuhkan tampon ke dalam toilet dan basah. Dia mengutuk kecerobohannya, dan sayangnya dia tidak memiliki cadangan. Itu adalah satu-satunya tampon yang ia punya di sakunya, karena ia menghabiskan semuanya pada hari pertama. Lebih banyak membuangnya saat ia mencoba untuk memakainya sendiri, dan lupa untuk menyetoknya kembali.

"Sial!!! Habislah aku!" ia mengutuk dirinya sendiri. "Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana aku bisa keluar seperti ini?" ia panik.

Krist dengan cepat memikirkan sebuah gagasan saat ia melihat gulungan tisu toilet. Ia kemudian menggulungnya seperti tampon dan mencoba memasukkannya ke dalam lobang, sayangnya tidak bisa masuk. Jadi dia hanya melipatnya dan menaruhnya di celana dalamnya membuatnya seperti pembalut wanita. Dia berharap itu bisa menahan cairannya atau dia akan bunuh diri jika ada yang tahu bahwa dia mendapat menstruasi seperti wanita, pikirnya.

Jadi setelah selesai, dia keluar dari toilet sambil menekan perutnya yang masih kram. Beberapa pekerja memperhatikan kondisi dan bertanya. Krist mengatakan kepadanya bahwa dia menderita diare. Mereka menyuruhnya untuk ijin pulang, tapi dia menolak dan bersikeras untuk terus bekerja.

Satu jam kemudian, rekan kerja Krist kaget saat melihat darah muncul dari celana Krist.

"Krist! Kamu berdarah OMG! "Wajahnya pucat seperti hantu.

"Hah?" Krist juga melompat kaget dan cepat memeriksakan celananya yang menunjukkan noda darah, tepatnya di bagian bawahnya. Dia hampir mendapat serangan jantung.

"Apa itu, Krist? Apakah kau mengalami menstruasi atau wasirmu pecah?" tanya yang lain.

Krist menelan air liurnya dengan keras saat temannya mengajukan pertanyaan padanya. "A-aku...." dia kehilangan kata-kata.

"Aw, apakah punya penyakit kronis? Bagaimana kau bisa berdarah dari pantat? Kau harus segera ke rumah sakit sekarang!!!"

Kang kebetulan datang untuk mengunjunginya setelah mengetahui dari Singto bahwa Krist sedang membantu di restoran hotel. Dia kaget seperti lainnya saat melihat kondisi Krist.

"Oh my God!!! Apa yang terjadi denganmu?" dia ketakutan.

"P'Kang ?!" seru Krist dan mematung.

Para pekerja segera menyapa atasan mereka dan menjelaskan tentang kondisi Krist kepadanya.

Kang dengan cepat membantu Krist dan hendak membawanya ke rumah sakit, tapi Krist menolak. Dia memohon pada pria itu untuk membawanya ke kantor Singto, tapi Singto kebetulan sedang ada rapat saat itu.

Ia juga ragu, mereka dapat masuk ke kantor dengan kondisi seperti itu, ada banyak staf, manajer dan direktur di dalam gedung perkantoran.

Jadi Kang memikirkan sebuah ide dan membuka kamar untuk Krist, jadi ia bisa menunggu Singto di sana sambil beristirahat. Kang juga melepas jasnya dan membungkus pinggang Krist dan mereka menuju lantai 3 dari lift karyawan untuk masuk ke kamar yang dia pesannya dari ponsel.

Bahasa Indonesia - Money Make Dream Come true (Complete)Where stories live. Discover now