Part 24

3.1K 340 74
                                    


Krist bersandar di dada Singto, berdampingan di sofa di dalam kamar pasien tempat Mike dirawat. Mike pertama kali ditemukan oleh adik, Thee di lantai dan tidak sadarkan diri. Dia beruntung ditemukan sebelum kehilangan banyak darah, jadi nyawanya bisa diselamatkan.

Singto telah memberi tahu Krist kabar baik tentang kondisinya, seperti yang di katakana Pring padanya, membuat Krist menangis dalam kebahagiaan. Namun, dia masih belum yakin dan mengusulkan Singto untuk melakukan pemeriksaan ulang di rumah sakit dokter Kamiya.

Dokter Kamiya memberi tahunya bahwa sesungguhnya mengetahui bahwa Singto menderita hemochromatosis saat melakukan tes untuk menemukan DNA dan darah yang cocok untuknya. Namun, untuk memeriksa kerusakan hati atau kanker, ia harus menjalani MRI scan atau endoskopi.

Jadi, Krist merencanakan jadwal untuk Singto untuk melakukan pemeriksaan medis secara keseluruhan setelah Mike sadar kembali. Dia ingin memastikan Singto 100% sehat.

Mereka tidur nyenyak di sofa, dan dikejutkan oleh suara perawat yang secara tidak sengaja menendang lemari ketika hendak keluar setelah selesai memeriksa perkembangan kondisi Mike.

"M-maaf karena membangunkan kalian!" ia meminta maaf. "Permisi!"

Krist mengusap matanya dan meregangkan tubuhnya yang terasa sakit, karena tidur dalam posisi duduk sepanjang malam. Begitu juga dengan Singto yang di jadikan sandaran oleh Krist, dia merasa seperti kehilangan lengan kirinya yang digunakan untuk merangkul pria itu sepanjang malam. Dia mencoba untuk menggerakkannya sedikit, tetapi terasa sangat sakit.

"P'Sing!! Apakah kau baik-baik saja?!! "Krist memeriksanya.

"Aku tidak bisa menggerakkan lenganku...."

"Maafkan aku! Aku seharusnya tidak tidur dengan bersandar pada mu!" Krist menyesal. "Aku akan memanggil dokter!" ia panik.

"Tidak, tidak usah! Bantu aku memijatnya sebentar!" pintanya pada Krist.

Krist segera mengulurkan tangan dan memijat sendi dan otot Singto dengan hati-hati. Tiba-tiba Singto memeluk dan menindih Krist di sofa.

"P'Sing?!" Krist tersentak kaget dan memukul dadanya. "Berani-beraninya kau mengerjaiku!" Dia kemudian membuat ekspresi yang kesakita. "Bayinya...ouch..."

"A-aku minta maaf...aku lupa!" Singto segera bangkit dan memeriksa perut Krist. "Aku akan memanggil dokter!" gilirannya panik.

Krist tertawa terbahak-bahak melihat reaksi. Singto segera memelototinya. "Kau mengerjai ku balik?!"

"Aw, kau mulai duluan, aku hanya balas dendam!"

"Menggunakan putriku?"

"Kami adalah tim!"

Tapi, tiba-tiba dia benar-benar merasakan beberapa gerakan dari perutnya. Ekspresi Krist berubah tiba-tiba.

"Aduh!" serunya kaget.

"Berhentilah berakting! Aku tidak akan terjebak kali ini!" Singto mengabaikannya.

"A-aku tidak akting... Oh my God!" Krist berseru girang. "Aku merasakan gerakan...bayinya menendangku..."

"Benarkah?!" Singto dengan cepat meletakkan tangannya di perut Krist. "Bagaimana rasanya? Aku akan menelepon dokter!" Dia mulai panik.

"Tidak, tidak perlu, aku baik-baik saja...hanya sensasi geli...lucu..." Krist tertawa. "Di sini...coba rasakan! seperti berkedut ..." dia kemudian meuntun tangan Singto untuk merasakannya.

"Oh my God! Aku juga bisa merasakannya!" Singto tersenyum gembira. "Ayah ada di sini, sweetie!" Singto lalu menempelkan telinganya, mencoba mendengar suara.

Bahasa Indonesia - Money Make Dream Come true (Complete)Where stories live. Discover now