Part 14

3.1K 356 30
                                    


Hsih Jung mengajak Krist untuk bergabung dengannya untuk menikmati snack setelah makan siang, karena Kang rapat dengan Singto. Dia memperlakukan Krist lebih baik sekarang dan mereka mulai berteman.

"Apakah kau tinggal dengan P'Kang?" tanya Hsih Jung. "Apa yang kau ketahui tentangnya?"

"Hah?!" Krist kaget. "Dia baru saja pindah ke rumah beberapa waktu yang lalu, aku tidak mengenalnya secara pribadi, tapi ayahnya adalah paman dari pihak ibu P'Sing, ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi, dia adalah anak tunggal."

"Ah, jadi dia sepupu P'Singto?"

"Ya, tapi hubungan mereka sangat dekat seperti saudara kandung."

Jung mengangguk beberapa kali.

"Mengapa kau hanya menatapnya? Kau tidak suka sushi?" Dia mengubah topik pembicaraan dan menunjuk ke piring Krist.

"Aku...tidak bisa makan makanan mentah." jawab Krist.

"Aw, maaf." Dia merasa tidak enak. "Kau mau minum kopi?"

"Sayangnya...aku juga tidak minum kopi..." jawab Krist. "Maaf..."

Krist mendapatkan list pantangan diet dari dokter, ia harus menghindari makanan mentah yang mungkin terkontaminasi dengan listeria yang bisa menyebabkan keguguran, juga kafein dan alkohol.

"Apakah kau serius?!" Jung tidak bisa mempercayainya. "Aku tidak pernah bertemu dengan seseorang yang tidak minum kopi..."

"Sebenarnya aku pecinta kopi..." kata Krist dan tiba-tiba menyadari lidahnya tergelincir. "Tapi...."

"Sungguh? Lalu kenapa?"

"Aku..." Krist bingung menjelaskannya.

"Apakah kau punya masalah insomnia?!" tebak Jung.

"Ya, dokter menyuruhku untuk menghindari kafein, karena itu..." ia tersenyum gugup.

"Well, sedikit saja, tidak akan berpengaruh! Kau bisa memesan cafe latte yang kandungan espresso nya ringan."

"Tidak terima kasih."

"Ayolah, jangan biarkan aku makan sendiri!" dia memaksa.

"Baiklah, sedikit saja."

Jung tersenyum lebar dan memesan cafe latte untuk Krist. Setelah selesai mereka menuju lobi untuk menunggu Kang. Krist merasa ingin muntah tapi dia berusaha menahannya.

Tiba-tiba mereka mendengar pintu lift terbuka dan melihat Singto dan Pring keluar bersama-sama, pria itu berjalan dengan menekan perutnya, dan bersandar pada Pring. Mereka buru-buru menuju mobil yang menunggu di pintu masuk. Kang keluar dari dalam mobil dan membantunya masuk. Pring mengambil alih kursi pengemudi, lalu keduanya segera meninggalkan hotel. Semuanya terjadi dengan cepat, bahkan Krist pun tidak sempat memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

"P-priamu pergi dengan wanita lain!" Jung mengejutkannya. "Apakah kau melihatnya?"

"Ya, P'Sing sepertinya bermasalah..."

"Ayo, kita tanya P'Kang!" Dia menarik tangan Krist untuk menyapa Kang.

"P'Kang! Jelaskan yang baru saja terjadi!" ia menuntut pria itu.

"Hah?!" Kang melompat kaget. "K-kalian melihatnya?"

"Tentu saja!" kata Jung. "Siapa wanita itu? Kemana mereka pergi?"

Krist menatap Kang lurus menuntut jawaban.

"Mereka menuju ke klinik milik Pring!" Kang tidak berani menatap Krist.

Bahasa Indonesia - Money Make Dream Come true (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang