chapt. 10

6.5K 792 105
                                    

"Sore-sore begini dan lagi hari ini hujan nya cukup deras, kau masih mau memaksa menunggu bus dihalte itu? Kalau kau diculik bagaimana?" Minghao yg mendengar pernyataan Jun, menatapnya dengan sengit. Ya hari ini cuaca benar-benar tidak bersahabat sejak 3 jam yg lalu hujan deras disertai petir yg datang bersautan melanda kota Seoul, mengganggu beberapa orang yg masih melakukan aktivitasnya diluar rumah jadi terganggu. Contoh saja Minghao yg berteduh sekaligus menunggu bus dihalte sejak hampir satu setengah jam, namun nihil, busnya tidak datang datang, sampai Jun yg tak sengaja lewat sana, melihat Minghao duduk disana dengan tangan yg disedekap menyembunyikan tangannya dimantel yg ia pakai, karena udara dingin.

Butuh waktu untuk Junhui membujuk Minghao ikut masuk kedalam mobilnya.
Bahkan sudah didalam pun mereka masih berdebat.

"Kau pikir aku anak kecil, huh? Lagipula aku heran dengan mu, kenapa kau selalu ada dimana mana?? Aku curiga kau punya kemampuan teleportasi, atau mungkin kau memang selalu menguntitku?'' tanya Minghao berentetan, Jun memasang wajah sumringahnya mendengar pertanyaan Minghao. Ia mulai melajukan mobilnya dengan pelan, sengaja.

"Tidak ada kemampuan semacam itu didalam diriku, dan aku sama sekali tidak mengikuti mu, sudah takdir mungkin aku yg selalu dipertemukan kamu. Oh betapa beruntungnya Wen Jun Hui" ucap Junhui dengan bangganya, setelahnya Minghao hanya diam, malas menanggapi Jun dan lebih memilih menatap lurus kedepan.

Junhui melirik kearah Minghao yg ternyata masih Setia pada posisi awalnya. Entah kenapa melihat wajahnya dari samping saja sudah mampu membuatnya merasa gugup dan jantungnya seakan berloncat loncat ditempatnya. Sayangnya rasa gugup dan berdebarnya kali ini tidak seperti biasa, seperti ada sesuatu yg akan keluar dari mulutnya namun tertahan.

"Akhir-akhir ini...aku memikirkanmu"

"Uhuk.. Uhuk.." Jun tersedak salivanya sendiri mendengar Minghao yg memecah keheningan dengan kata kata yg berhasil membuat Junhui melambung diudara, namun tak percaya.

"Kau berbicara padaku?" dan keluarlah pertanyaan bodoh itu dari mulut Junhui.

"Ck. Aku tidak berbicara padamu, aku berbicara dengan dashboard mobilmu, oh lihat lah bahkan dia lebih menawan daripada kau, Tuan Wen" jawab Minghao jengah.

"Maaf, aku hanya tak percaya kau akan mengatakan hal segamblang ini"

"Gamblang? Aku hanya berusaha menyampaikan sesuatu yg ada dipikiranku, dan sungguh ini menggangguku, Jun. Emm.. Bisa dibilang aku benci memikirkannya"

Akhir kalimat yg membuat senyum Jun perlahan luntur dari wajah tampannya.

Seolah kata-kata itu meruntuhkan semua yg telah ia bangun sejak dua hari lalu, keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada Minghao. Walau hampir setiap hari Jun mengakui nya, bahkan Minghao pun tau perasaan Jun terhadap dirinya, namun tetap saja kali ini berbeda, yg ini lebih serius dan mengarah pada status mereka selanjutnya. Jun menghela napasnya perlahan mencoba menenangkan hati dan pikirannya yg nyatanya jauh didalam hatinya ia sangat tidak tenang.

Junhui memang hebat dalam segala urusan, apapun ia bisa lakukan, namun tidak dalam urusan hati. Tidak untuk soal Cinta. Pengetahuan tentang Cinta hanya sebatas apa yg ada dikepalanya.

Minghao melirik kearah Junhui yg sudah tidak bersuara lagi, ia melihat mimik wajah Jun yg terlihat jelas gurat kecewa terpampang disana. Namun itu sama sekali tidak membuatnya mengurungkan niatnya untuk melontarkan satu pertanyaan yg begitu mengganjal dihatinya.

"Kapan kau akan berhenti mengejarku?"

Pertanyaan itu keluar dengan begitu mulus dari mulut Minghao, ia menatap laki laki disampingnya itu dengan intens. Jun yg mendengar hal itu mengeraskan pegangannya pada stir mobil. Kenapa harus pertanyaan semacam itu yg keluar saat ia sudah membulatkan tekad untuk mengungkapkan perasaannya kepada Minghao dengan lebih serius dan sakral?

B-BOY vs CEO [SELESAI]Where stories live. Discover now