chapt. 12

5.8K 704 21
                                    

[Minghao ver.]

Minghao memperhatikan punggung Jun yang semakin lama semakin jauh dan menghilang. Ia melihat dengan begitu jelas perubahan mimik wajah Jun sebelum pemuda Shenzhen itu pamit, tepat saat Minghao mengatakan kalimat yang terdengar kejam itu.

Sejujurnya kata-kata itu sama sekali tak direncanakan oleh Minghao, bahkan pemuda manis asal Anshan itu sempat terkejut mendengar kalimat yang dengan tiba-tiba terucap dari bibir ranumnya sendiri. Ia ingin mengatakan sesuatu yang lain, tapi entah bagaimana bisa yang keluar malah kata-kata yang sesungguhnya tak perlu diucapkan.

Minghao tidak mau mengambil pusing masalah ini, ia tidak mau menambah beban pikirannya dengan masalah yang menyangkut orang yang sama, dan sebenarnya selama ini pun orang itu memenuhi kepalanya, Wen Jun Hui.

Flashback•

Minghao mendudukkan dirinya didekat balkon kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.10 tapi matanya masih juga belum bisa terpejam, padahal tubuhnya sudah sangat lelah karena kegiatan nya hari ini yang begitu banyak mengeluarkan peluh dan sekarang pun tidak lagi bisa diajak beraktivitas.

Ia sudah berulang kali mencoba untuk sekedar merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuknya, tapi pikiran yang memenuhi otaknya dan juga mengganggunya itu membuat segala gaya tidur yang ia coba tetap saja serba salah.

Lagi-lagi hati dan otaknya yang tidak pernah bisa menyatukan pendapat masing-masing, mereka terus saja memperdebatkan permasalahan yang sama, Wen Jun Hui.

Dua hari ini habis hanya untuk berpikir, ia mencoba untuk melawan rasa egois nya sendiri, yang sesungguhnya rasa egois itu malah membuat sesuatu mengganjal di hatinya, rasa egois itu membuat dirinya tersiksa.

"Mengapa mendengar pernyataan Jun bahwa ia tak akan menggangguku lagi rasanya seperti sesak?" gumam pemuda kelahiran 97 itu, ia mengusap wajahnya dengan gusar.

'Kau mencintainya! Tidak sadar juga?? Sekarang apa? Kau malah menolak nya begitu saja. Entah setan apa yang sudah berhasil membuat mu jadi seegois ini, hao-ya'

Kata Soonyoung tadi pagi, kata-kata itu juga berhasil mengusik ketenangan pikiran Minghao.

'Pantas kau jomblo, bahkan hanya untuk menghargai perasaan orang lain pun kamu tidak bisa'

Kata Mingyu lewat telpon tadi sore.

Kalau diingat-ingat Minghao memang tidak pernah sedikit pun menghargai keberadaan Junhui. Ia tidak pernah membalas sikap Jun yang atas dasar Cinta itu dengan pantas.

Ada sedikit rasa senang jauh dilubuk hati Minghao saat Junhui memperlakukan nya dengan terlewat manis, tapi ia tak pernah menunjukkannya secara langsung, Minghao hanya akan memperlihatkan bagaimana dirinya yang tidak pernah suka diperlakukan seperti itu oleh Junhui.

Betapa egoisnya, bukan?

Hanya karena merasa gengsi, Minghao menyakiti Junhui.

Minghao mengaku kesal jika Junhui mengirim pesan hanya untuk menggoda nya, tapi kalian tidak tau jika sebenarnya pemuda manis itu malah tersenyum membaca pesan-pesan konyol dari Junhui.

Dan tanpa sadar sikap nya itu malah membuat Jun semakin gencar berjuang mengejar cintanya,

Hingga sampai ia harus  berhenti mengejar Lelaki pujaan hatinya itu, karena tidak pernah dihargai.

"Apa aku jahat? Tapi.. Aku hanya tidak ingin jatuh Cinta dengan lelaki, oh ayolah aku ini juga lelaki" gumamnya, lagi-lagi berusaha menyangkal.

"Kenapa hatiku seperti menolak saat mengatakan kalimat tadi?"

B-BOY vs CEO [SELESAI]Where stories live. Discover now