chapt. 17

5.5K 677 25
                                    

Dan disinilah Minghao sekarang, setelah melarikan diri dari sejuta pertanyaan teman-temannya (yang seperti dugaannya itu) ia memilih untuk membolos kelas selanjutnya dan singgah sebentar di cafe yang cukup jauh dari kampusnya. Memesan secangkir kopi frappuccino dan waffle dengan siraman madu juga karamel.

"Sudah lama?" Minghao mendongak dan mendapati Junhui yang sudah berada didepannya sambil tersenyum. Minghao hanya menggeleng, menanggapi. Lelaki itu akhirnya duduk dihadapan kekasihnya.

Ya, Minghao sengaja menelpon Junhui, mengajak kekasihnya untuk makan siang bersama, tentu saja hal itu tidak dilewatkan oleh pemuda Wen tersebut, walau jam makan siang sudah lewat sesungguhnya. Belum lagi sebelumnya Junhui sempat berdebat dengan Seungcheol karena seenak nya membatalkan janji untuk meeting, namun siapa peduli? Junhui acuh dan menurutnya ini lebih penting.

"Aku belum memesankan makanan untukmu, jadi pesan saja dulu" ucap Minghao, dan Jun menuruti, ia memanggil satu orang pelayan untuk memesan makanan dan minuman.

"Silahkan ditunggu pesanannya, tuan."

"Tumben sekali kekasih ku ini mengajakku makan siang, ada apa, heum?" tanya Jun membuka percakapan. Tangannya meraih tangan Minghao yang sedang digunakan untuk menopang dagu-- oleh si pemilik. Minghao menatap Junhui datar, mengingat kejadian tadi, ia jadi kesal karena sudah dihakimi oleh teman-teman.

Ia memilih diam tak menjawab, dan kembali menyeruput kopinya.

"Aku ada salah denganmu?" tanya Junhui yang merasa dirinya diacuhkan.

"Menurutmu?"

"Seriously Minghao, apa aku ada salah?" tanyanya sekali lagi. Dengan ekspresi penasaran dan sedikit gurat cemas terpampang diwajah tampannya.

"Tentu ada! Kau tidak lihat ini?? Kau membuat tanda dileher ku tanpa seizinku! Dan itu tidak akan jadi masalah kalau saja tanda ini tidak dilihat oleh orang lain!" jawab Minghao kesal, sembari telunjuknya menunjuk tanda keunguan di leher nya.

"Pfft.. Jadi karena itu?? Siapa yang melihat nya?" Tanya Jun menahan tawanya, ia meremas tangan Minghao dalam genggaman nya karena gemas terhadap kekasih b-boy nya itu.

"Mingyu, Wonwoo hyung, Soonyoung hyung, dan Woozi hyung. Dan mereka bertanya-tanya bahkan menuduhku yang tidak-tidak, tau!" balas Minghao, mempoutkan bibirnya. Ia menarik tangannya dari ganggaman Junhui, dan kembali menggunakannya sebagai tumpuan dagunya.

"Ya tinggal katakan dan jawab yang sebenarnya, itu tidak sulit, sayang" jawab Junhui kalem dan santai, kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman hangat yang ia lemparkan untuk Minghao.

"Itu sulit, Junhui"

"Kenapa?"

"Karena aku---" Minghao menggantungkan kalimatnya membuat Junhui menunggu, ia ragu untuk mengatakannya didepan Junhui, takut CEO muda itu akan tersinggung oleh kata-kata nya.

"Kamu belum bisa mengakui ku sebagai kekasihmu didepan orang lain, iya kan?" tanya Jun, wajahnya sendu dan tampak tenang sangat jauh berbeda dengan hatinya yang mendesah kecewa. Minghao menegakkan kepalanya kembali (setelah beberapa saat menunduk) menatap Junhui, yang kini sedang menatapnya juga dengan tatapan sulit dibaca.

"Aku hanya---"

"Tak apa, aku mengerti" ucap Jun lirih, ia menepuk punggung tangan Minghao yang ada diatas meja.

Dan Minghao tau Junhui sedikit kecewa karena itu. Karena faktanya tebakan Jun tadi 100% benar adanya. Terlihat dari raut wajah Jun yang seketika berubah, Minghao jadi merasa bersalah terhadap si pemuda Shenzhen itu.

B-BOY vs CEO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang