chapt. 15

5.7K 694 34
                                    

"Waow! aku tidak tau kalau kamu menyukai lukisan abstrak." Pria kelahiran Shenzhen itu menatap kagum kearah lukisan abstrak yang didominasi warna hijau dan biru tua yang kebetulan dipajang di dinding kamar milik pemuda manis bersifat dingin--Minghao-- itu.

Minghao yang melihat ekspresi 'norak' seorang Junhui hanya merotasikan bola matanya, malas. Ia kembali sibuk memasang jam tangan Rolex dipergelangan tangannya yang ramping.

"Apa itu penting untuk kita bahas saat ini?" tanya Minghao jengah. Sebab sejak Junhui datang ke apartemennya untuk menjemputnya tentu saja-- sesuai janji pemuda kelewat tampan itu kepada simanis, ia tak henti-hentinya bertanya hal-hal yang menurut Minghao tidak penting bahkan terkesan 'tidak perlu lagi ditanyakan'.

Junhui tersenyum tanpa dosa, dan beralih menatap Minghao yang sudah rapi dengan setelan nya, pemuda itu sempat terperengah melihat penampilan Minghao dengan balutan kemeja putih dengan sedikit corak dibagian dada sebelah kiri dan celana jeans nya.

'Ugh! Bagaimana dia tampak tampan dan cantik dalam waktu bersamaan?'

Batin Jun, berdecak kagum.

"Lukisan nya indah, tapi aku lebih suka melihat pemandangan yang saat ini sedang ku tatap, yang juga tak kalah indah dengan lukisan itu" katanya tanpa mengalihkan tatapan dari Minghao. Reflek Minghao mengikuti arah tatap Junhui yang jatuh ke dirinya sendiri. Pemuda Anshan itu mendengus sebal walau rona wajah nya tak lagi bisa disembunyikan.

"Oh, hentikan Jun! Aku bukan perempuan yang suka digombali" ucap Minghao, kesal. Junhui terkekeh mendengar penuturan tersebut.

"Kkk~ mianhae, tapi aku sedang tidak gombal tadi. Ah iya, sudah siap?" Minghao mengangguk menjawab pertanyaan Jun.

Sesuai janji Jun, jam 7 malam ia akan membawa Minghao kesuatu tempat. Saat ini keduanya sudah berada didalam mobil Jun. Hening, tak ada yang memulai percakapan panjang, hanya sesekali Minghao yang bertanya rewel kemana mereka akan pergi-- kepada Junhui. Dan tentunya pemuda pemuda Shenzhen itu tidak bersedia untuk menjawab pertanyaan lelaki yang lebih muda darinya, dan hanya dibalas senyuman menawan yang membuat Minghao sedikit jengkel melihatnya.

"Huh? Kamu mengajakku berkencan di rumah sakit jiwa, Jun?" tanya Minghao heran saat Junhui memberhentikan mobilnya diparkiran sebuah rumah sakit kejiwaan di kota Seoul.

"Berkencan? Hahaha.. Apa aku mengatakan sebelumnya untuk kita akan berkencan??" Junhui balik bertanya dengan sedikit mencondongkan tubuhnya kearah Minghao. Minghao tidak menjawab dan hanya menatap lelaki didepannya dengan penuh tanda tanya. Ditambah perasaan gugup melihat Junhui dalam jarak sedekat itu, membuat bibir nya semakin bungkam dan keluh untuk kembali bertanya.

"Just follow me, okay?" ucap Jun setengah berbisik, membuat Minghao sedikit sulit menelan salivanya sendiri karena mendengar suara yang terdengar errr....sensual ditelinganya.

Dan keterkejutan Minghao ditambah dengan Junhui yang mengecup sekilas bibir ranumnya sebelum keluar dari mobil-- terasa hangat dan lembut walau sekilas.

Mereka berdua berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertaut. B-boy swag diluar namun manis didalam itu mengeratkan genggamannya pada Junhui dan sedikit merapatkan jaraknya ketubuh lelaki yang lebih tua darinya itu saat salah satu pasien rumah sakit jiwa yang berkeliaran itu hampir menyentuhnya.

Junhui yang menyadari itu, langsung membalas mengeratkan genggaman nya pada Minghao.

"Mereka tidak akan menyakitimu, tenang saja" bisik Junhui dan membuat Minghao menoleh kearahnya.

"Jiwa mereka terganggu, Jun. Bisa saja mereka melakukan hal yang tidak-tidak kepadaku. Ah.. Lagipula untuk apa kita kesini??" balas Minghao dengan berbisik juga, wajah nya sedikit panik karena takut dengan para pasien gangguan jiwa itu.

B-BOY vs CEO [SELESAI]Where stories live. Discover now