[7] : Middlemist

6.8K 1.3K 81
                                    

Dua hari kemudian,  River keluar dari ruang kesehatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dua hari kemudian,  River keluar dari ruang kesehatan.  Menurut Madam Emma,  perawat yang bertugas di sana,  River sudah melewati masa încarnare, hanya saja River diingatkan agar segera melakukan transfusi lagi bulan depan sebelum kejadian seperti kemarin terulang lagi. 

Beruntung tidak ada korban jiwa,  walaupun River tidak merasa seberuntung itu.  Dia sudah melukai temannya,  melukai Arsen.  Meskipun dia melakukan itu secara tidak sadar,  apa nanti Arsen berubah jadi setengah vampire juga?  Tapi tidak mungkin kan?  River berharap Arsen baik - baik saja.

River, masuk ke aula makan seorang diri, Axel sudah pergi duluan dari kamar karena harus mengembalikan buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.  Saat dia masuk,  hawa canggung menyelimutinya,  semua mata seakan tertuju padanya,  menatapnya aneh,  sesekali berbisik,  bisikan yang sayangnya bisa River dengar dengan jelas,  dan itu sangat menganggu.

River berusaha mengacuhkan pandangan mereka,  langkah kakinya membawanya ke meja tempat teman - temannya sedang sarapan. 

"Oh,  River!" Aro, yang pertama kali  menyadari temannya itu berjalan ke mejanya,  menyambut River dengan senyum lebar.

"Kau sudah baik - baik saja?" Rex yang duduk di samping Aro bertanya. Dia belum sempat menengok River kemarin.

River mengangguk,  tatapannya tertuju pada Arsen, yang juga tengah menatapnya.  Tersenyum,  haruskah River merasa lega ? Karena sepertinya Arsen tidak terlihat memendam kemarahan padanya.  Tapi sebagian hatinya merasa bersalah, karena reaksi Arsen yang tidak sesuai dugaannya.

"Arsen, aku.. "

"Jangan dekati Arsen!" suara Ken dalam dan datar,  tangannya terentang,  menahan River untuk maju mendekat pada Arsen.

"Ken,  apa - apaan kau ini." Arsen menarik bahu Ken,  menurutnya itu terlalu berlebihan.

"A-aku hanya ingin minta maaf. Sungguh,  aku tidak bermaksud melukai Arsen. Aku tidak.. "

Ken bangun dari bangkunya,  tangannya menarik kerah baju River menatap langsung pada mata River yang terlihat bersalah.  "Kau hampir saja membunuhnya,  kau hampir saja membunuh pemimpinku!" bentakan Ken jelas membuat seisi aula mencuri pandang ke arah meja mereka.

"Aku benar - benar tidak sengaja,  aku tidak sadar.  Aku tidak mungkin melukai temanku sendiri." tangan dingin River bersentuhan dengan tangan Ken yang sangat panas. 

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Arsen,  aku pastikan aku akan mencabik - cabik tubuhmu!"

"Ken!" Kali ini,  Arsen menarik Ken, melepaskan tangan Ken yang masih mencengkram kerah baju River.  River sendiri sudah bergetar ketakutan, dan jelas merasa bersalah,  dia melihat perban di lengan Arsen,  luka yang didapat karenanya. River merutuki dirinya sendiri dalam hati.

"Arsen aku benar - benar.."

"Tidak apa - apa,  aku baik - baik saja.  Aku tahu kau tidak sengaja." baru kali ini rasanya,  River dan yang lainnya melihat mata Arsen yang teduh dan hangat,  juga kata - katanya yang menenangkan. "Ken,  ikut aku." Arsen menarik lengan Ken untuk mengikutinya keluar dari aula makan.Meninggalkan segala bisik - bisik mengganggu yang mulai menyebar di sana.

Constantine #1 : Perkamen Suci Lacnos ✔Where stories live. Discover now