[22] : Dewan Kehormatan Constantine

5.7K 1.1K 98
                                    

Malam itu, Arsen bermimpi.

Dia berada di sebuah hutan yang tidak asing baginya, itu hutan belukar di pegunungan Lacnos. Arsen terus berjalan, sesekali tersandung sulur pohon yang menonjol di tanah. Sampai dia di ujung hutan, kepalanya menengadah menatap kunang-kunang yang berterbangan di sekitar pohon ek besar di sebelah mata air suci yang airnya seperti tidak pernah habis dan mengering.

Mata air itu, tempat dimana saat Arsen berumur 10 tahun ayahnya mengajaknya ke sana, memandikannya sebagai bagian ritual dari pendewasaan dan sebagai bagian dari upacara perjanjian yang memateraikan dirinya dengan perkament suci.

Mata Arsen menyipit saat sebuah kilauan sinar yang terang terbang mendekat ke arahnya, itu bukan kunang-kunang, karena saat sinar itu makin mendekat seorang perempuan berada di dalam sinar itu, atau lebih tepatnya perempuan itu diselubungi sinar yang berkilauan.

Apakah dia penjaga pegunungan Lacnos yang ditemui August, nenek moyangnya?

"Arsen putera Lucio." Suara perempuan itu terdengar merdu dan lembut.

Arsen langsung berlutut, memberi hormat.

"Kau tahu siapa aku?" tanyanya.

"Kau, penjaga pegunungan Lacnos. Seseorang yang memberikan tanggung jawab pertama pada kakek moyangku, August untuk menjaga perkamen suci." Arsen menjawab dengan lancar.

Perempuan itu tersenyum, "Bangunlah."

Arsen kembali berdiri, matanya silau melihat sosok perempuan cantik dengan raut wajah keibuan itu.

"Kau sengaja mengunjungiku, pasti ada hal penting yang ingin kau sampaikan."

Lagi, perempuan itu tersenyum. "Kau pintar Arsen. Benar, aku menemuimu untuk menyampaikan sesuatu, tentang perkamen suci yang aku percayakan pada sukumu."

Mata Arsen membulat, lalu menunduk dalam. "Aku sudah berusaha menjaga perkamen itu dengan sekuat tenagaku."

"Iya, kau sudah menjaganya dengan baik, ayahmu juga, leluhur terdahulumu juga. Aku berterima kasih untuk itu." Perempuan itu semakin turun hingga kakinya menjejak tanah. "Tapi, perkamen itu sekarang dalam bahaya."

"Iya, Hades berhasil menemukan keberadaan kami."

"Kau bisa menghentikannya."

"Aku takut, aku tidak cukup kuat." Sejujurnya, ada sisi dalam diri Arsen yang tidak percaya dengan kemampuannya sendiri, pemuda itu masih merasa belum kuat untuk melindungi apa yang dia miliki sekarang. Arsen tidak pernah membagi kegundahan itu pada siapapun, pada Ken sekalipun. Tapi dihadapan perempuan dengan senyum tulus keibuan itu, Arsen mencurahkan perasaannya.

Arsen merasakan dingin menjalar di pipinya kala tangan perempuan itu menyentuh pipinya, "Kau kuat Arsen, kau hanya harus cukup berani untuk menghadapi musuhmu. Kau tidak sendiri sekarang, kau punya teman-teman yang akan membantumu. Jangan takut anakku, kemenangan akan bersamamu." Lalu perempuan itu perlahan terbang kembali, lalu menghilang bersama sinar kunang-kunang.

***

Siang itu, Kastil Speranta kedatangan tamu.

Bukan tamu sembarangan, melainkan Dewan Kehormatan Constantine yang datang berkunjung. Cedrik turun dari menaranya, secara khusus menyambut tiga petinggi Constantine –Aaron Bailey sang pemimpin tertinggi dewan  seorang half Olympians anak dari dewa Zeus, lalu Darius Armstrong, seorang half blood dengan posisi penasihat dewan . Yang terakhir, Robin Radmund, seorang half Olympians putera Apollo sebagai penanggung jawab pertahanan perang Constantine.

"Selamat datang di kastilku." Cedrik membungkuk hormat, "apa yang membawa anda bertiga kemari, tuan-tuan?"

Aaron melepaskan kacamata hitamnya, mata biru safirnya menatap tepat pada netra Cedrik. "Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan, mengenai kejadian yang terjadi di sini kemarin lusa."

Constantine #1 : Perkamen Suci Lacnos ✔Where stories live. Discover now