[13] : Berbaikan

6.1K 1.3K 16
                                    

Ruang kesehatan yang tadinya lengang itu berubah sedikit gaduh karena kehadiran 5 orang pemuda yang tidak sabar menunggu khasiat bunga Middlemist bekerja pada teman mereka. Arsen masih terbaring di ranjang, kulitnya yang pucat nampak semakin pucat, sementara ujung-ujung kukunya membiru dengan bibir yang bergemerutuk seperti orang kedinginan.

Madam Emma, menumbuk bunga berwarna merah muda itu dengan mortar sebuah wadah yang biasa digunakan untuk menumbuk obat. Kemudian bunga yang sudah ditumbuk itu di pindahkan ke wadah lain, yang berisi seperempat air bening. Lalu dia saring air itu ke dalam gelas panjang. Gelas itu sekarang berisi air berwarna kecokelatan persis air teh.

"Permisi sebentar." Madam Emma tergopoh meminta Ken untuk beranjak sebentar dari sisi Arsen. Karena sejak dia masuk ke ruangan itu, Ken terus berdiri di sebelah Arsen dengan raut wajah gelisah juga cemas. Ken memilih berdiri bersisian dengan Rex, memperhatikan Madam Emma tengah membantu Arsen untuk meminum air Middlemist, karena Arsen benar-benar sangat lemah, bahkan untuk bergerak saja dia sudah tidak bisa. Tulangnya terasa sangat nyeri dan sakit hingga Arsen sedikit mengerang saat harus menggerakan tubuhnya.

Tubuh Arsen mengejang sesaat, dan Ken bersumpah pemandangan yang meski hanya berlangsung beberapa saat itu membuatnya hampir lupa bernapas sebentar saking ngerinya, lebih menakutkan dari pada apa yang dia alami di lembah kematian. Tubuh Arsen sudah berhenti mengejang, napasnya sudah mulai teratur, Madam Emma sedikit tersenyum tipis saat memeriksa denyut nadi Arsen.

"Bagaimana keadaannya Madam?" Ken bertanya penuh kecemasan.

Madam Emma mengambil gelas panjang yang dia taruh di meja sebelah ranjang Arsen, dia tersenyum lembut pada kelima pemuda yang terlihat sama cemasnya, "Dia sudah tidak apa-apa, ramuannya bekerja dengan baik. Kita hanya perlu menunggu 1 – 2 hari lagi untuk dia bisa sadar. Tapi keadaannya sekarang sudah baik-baik saja, kalian tidak usah khawatir."

Mereka menghembuskan napas lega, Ken bersyukur dalam hati karena bisa menyelamatkan Arsen tepat waktu, meski masih ada sedikit kekhawatiran karena Arsen belum sadarkan diri. Tapi dia percaya dengan kata-kata Madam Emma, bahwa Arsen sudah baik-baik saja sekarang.

"Sekarang, kalian bisa keluar. Biarkan dia beristirahat."

"Aku akan di sini, aku ingin menemani Arsen." Ken berusaha mendekat, namun Rex sudah menariknya mundur lebih dulu, melihat wajah Madam Emma yang tidak suka dengan ide Ken barusan.

"Kami akan pergi sekarang Madam, terima kasih." Rex menyahut, bersama yang lainnya, dia menarik Ken keluar dari ruang kesehatan.

Ken memberontak dari pegangan Rex, menatap jengkel pada putera Dewa Ares itu. "Kenapa kau membawaku keluar ? aku ingin menjaga Arsen sampai dia sadar."

"Kau kan habis berpergian jauh, kau juga harus istirahat. Bagaimana kalau kau sampai sakit? pasti dia sedih, kau tidak memikirkan hal itu?" Rex balik mengomel sementara mereka berjalan menyusuri koridor.

"Kalian berdua beristirahatlah di kamar, kami akan kembali ke kelas. Kita bertemu saat makan malam." Aro menepuk bahu Ken sekilas, juga mengusap punggung River, lalu berjalan lebih dulu, disusul Axel kemudian.

Rex akan menyusul setelahnya, ketika Ken menahan lengan putera Ares itu. Ken Memintanya untuk tinggal sebentar. River memilih kembali ke kamar lebih dulu, dia sepertinya butuh mandi air hangat, dan tentu saja tidur. River sudah melesat menuju menara selatan. Meninggalkan Ken dan Rex.

"Ada apa ?"

Ken melepaskan kalung yang ada di lehernya, memberikannya kembali pada Rex. "Terima kasih, sudah meminjamiku kalungmu."

Rex tersenyum menanggapi, kembali mengalungan kalung itu ke lehernya sendiri. "Apa dia berguna?" tanyanya penasaran.

Ken terkekeh, "Sangat, di saat-saat terakhir, dia membebaskan seorang dewi yang dijadikan sebagai penghuni sulur kutukan."

Constantine #1 : Perkamen Suci Lacnos ✔Where stories live. Discover now