1 : Begin

35.8K 2.2K 23
                                    

A/N : Haii reaaders! Gue dateng membawa cerita baru. Semoga suka. Sori kalau ceritanya kebanyakan narasi soalnya gue mau menjelaskan tentang Deeva dulu takut nanti kalian bingung. Karena baru awal jadi kebanyakan part ini nyampah.

Yah,pokoknya enjoy deh!

Btw, di mulmed ada Deeva. Cocok gak?

*

Deeva menyusuri koridor dengan langkah kaki yang tegap. Tipikal Deeva yang selalu menjaga posisi berjalannya. Matanya lurus ke depan. Namun menyorotkan kehampaan membuat para siswa yang berlalu lalang menatapnya malas. Jiwa dalam diri Deeva seakan membuat yang lain langsung malas menjalani pagi ini.

"Kebiasaan deh selalu gak berekspresi. Senyum dikit lah Kak. Biar orang ngeliat Kakak itu seneng gak kayak tadi," celoteh seorang anak perempuan yang umurnya hanya terpaut tiga tahun dari Deeva.

Deeva melirik sekilas ke anak perempuan itu lalu kembal memfokuskan diri ke perjalanan menuju kelas.

"Tuh kan! Gimana orang-orang gak mau ngomongin Kakak kalau Kakaknya aja begini," gerutu anak perempuan itu dengan mata yang menyorotkan kekesalan. Ia melipat kedua tangannya. Lalu memutari tubuh Deeva dengan menerbangkan dirinya.

"Gak usah terbang bisa kan? Ganggu tau,"kata Deeva tanpa bereskpresi. Suaranya yang datar membuat anak perempuan itu terdiam.

"NYEBELIN!"pekik anak perempuan itu. Kali ini dia benar-benar meledak kalau melihat rambutnya yang berterbangan dan aura seram membuat suasana menjadi mistis. Dia pun segera menerobos tembok sekolah dan menghilang.

"Dasar arwah,"umpat Deeva dengan helaan nafas pendek.

*

Kejadian di sekolah pun tak ada yang istimewa bagi Deeva. Dia menjalani kehidupan yang normal namun orang-orang selalu menganggapnya tidak normal. Orang beranggapan kalau dia gila karena selalu bicara monolog tanpa ada sosok yang menemani.

"Aku bicara dengan Syahel. Kenapa mereka selalu beranggapan aku bicara sendiri sih? Ohiya baru ingat kalau Syahel arwah jadi tidak bisa dilhat. Ck,"

Syahel arwah perempuan yang selalu bersama Deeva. Dia meninggal karena penyakit kanker yang menggerogoti hidupannya. Umurnya hanya berbeda tiga tahun dengan Deeva. Saat ini Syahel berusia 13 tahun yang berarti dia meninggal saat berusia sekian. Kalau Syahel masih hidup sampai sekarang mungkin dia dan Deeva seumuran.

Mengenai keistimewaan Deeva. Dia sudah memiliki sejak lahir. Dan dia selalu terganggu dengan itu. Suara dari jarak kilometer pun dapat dia dengar. Suara yang saling bersahutan. Suara anjing menggonggong, suara bayi menangis, suara istri dan suami yang bertengkar. Mustahil dapat di dengar dari kejauhan kilometer lebih.

Waktu kecil Deeva selalu menangis meraung-raung saat melihat sosok yang tidak dia kenal. Sosok menyeramkan dengan wajah hancur, baju bersimbah darah dan mata melotot. Hal itu selalu ditemuinya di rumah. Namun sekarang dia sudah terbiasa dengan hal itu. Justru menjadi rutinitas setiap harinya untuk melihat sosok yang menyeramkan.

Namun untuk membaca pikiran orang lain, baru ia sadari saat duduk di kelas tiga SD. Deeva kecil saat itu tak sengaja menumpahkan jus jeruk ke tubuh temannya. Membuat seragam yang ia kenakan penuh dengan hiasan warna oranye. Anak yang ketumpahan jus jeruk memang tidak berkata apa-apa. Tapi dia terus memaki Deeva di dalam pikirannya.

Deeva sejak kecil tidak memiliki teman. Namun dia pernah bertemu seorang cowok yang selalu menyapanya. Dia tak pernah memandang Deeva sebagai cewek freak atau semacamnya. Namun Deeva yang dasarnya memang tertutup, dia tidak pernah membalas sapaan cowok itu. Bahkan untuk melirik pun tidak. Kejadian itu terjadi saat Deeva duduk di bangku SMP kelas 7. Dia tidak pernah melihat cowok itu lagi sejak kenaikan kelas 8. Namun satu hal yang ia ketahui, cowok itu memiliki nama. Karrel.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang