2 : Karrel Adelardo

24.5K 2K 12
                                    

A/N : cuman mau bilang kalau ini masih awal jadi part ini masih nyampah. Gue gak mau terlalu buru-buru takut kedepannya bakal bingung. Ya makasih yang sebelumnya udah ngevote cerita gue. Semoga aja nih cerita makin jelas.

Oke gue gak mau banyak bacot. Enjoy~

***

Setelah dipersilahkan duduk oleh Bu Eryn. Anak baru bernama Karrel itu melangkah ke kursi yang tidak ada tuannya a.k.a kursi di sebelah Deeva. Langkahnya mendadak berhenti saat menyadari sosok Deeva yang sedari tadi tidak memperhatikannya. Tidak seperti gadis lainnya yang terus memelototi kehadiran Karrel.

Merasa diperhatikan Deeva mendongak dan tak sengaja matanya saling beradu dengan mata Karrel. Karrel menatap Deeva dengan intens berbeda dengan Deeva yang menatap Karrel dengan hampa. Walaupun saat in pikirannya berantakan gara-gara sebuah nama yang terus memutari otaknya.

"Loh gue gak asing sama nih cewek. Hah?! Jangan-jangan dia si Deeva yang sering digosipin cewek freak pas SMP,"

Tanpa disengaja Deeva membaca pikiran Karrel. Sontak dia langsung menundukkan kepala. Tidak salah lagi kalau dia, Karrel yang Deeva maksud.

"Karrel ada apa? Kok kamu diam aja?"tegur Bu Eryn saat melihat Karrel yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

Karrel sempat terkejut saat mendengar teguran Bu Eryn. Dia pun buru-buru duduk di kursinya tanpa menanggapi teguran Bu Eryn.

"Hai Deeva,"sapa Karrel saat Bu Eryn memulai pelajaran.

Deeva terperanjat namun sapaan Karrel sama sekali tidak membuat ekspresinya berubah. Deeva tetap diam dan mulai mengeluarkan buku pelajarannya.

"Hmm...masih kayak dulu. Selalu tertutup,"

Deeva melotot ke arah Karrel. Dia mendengar Karrel bergumam sesuatu mengenai dirinya. Karrel tersenyum tipis saat menyadari kalau Deeva menoleh ke arahnya.

"God. Dia bakal ganggu hidupku lagi,"batin Deeva sembari menghela nafas panjang.

======

Istirahat berlangsung, Deeva memutuskan pergi ke rooftop untuk menikmati semilir angin. Rooftop salah satu tempat favorite Deeva. Dia bisa duduk berlama-lama hingga bel masuk berbunyi.

Sesampai di rooftop, Deeva langsung duduk berhadapan dengan langit dan gedung-gedung yang menjulang. Ia memandang langit biru tanpa takut matanya sakit karena telalu lama memandang.

Dari lantai atas pun Deeva dapat mendengar suara ramai entah darimana. Suara bergosip ria, suara keramaian kantin, suara pesawat dari kejauhan entah berapa kilo dan suara pluit yang dibunyikan oleh polisi. Padahal di tempat Deeva berdiri tak ada pesawat maupun polisi.

Deeva menutup telinganya rapat-rapat mencoba untuk menyamarkan suara yang menganggunya. Dia benar-benar terganggu dengan semua itu. Suara itu pasti selalu hadir saat pikirannya kosong. Selama ini Deeva selalu mengalihkan pendengarannya dengan bernyanyi, membaca buku dan bermain musik hingga dia benar-benar dapat melupakan suara tersebut.

Hingga pintu terbuka lebar dan menimbulkan sosok yang baru-baru menjadi hot news di sekolahnya. Mata Deeva yang nyaris berkaca-kaca langsung melotot saat melihat sosok Karrel. Dia menenteng sebuah kantong plastik yang diperkirakan Deeva berisi makanan.

Deeva langsung menyeka jejak air matanya yang ternyata lolos keluar. Dia segera memalingkan pandangan ke arah lain tanpa ada niat untuk menyapa Karrel.

"Lo sendiri?" Karrel bersuara. Tanpa segan-segan dia langsung duduk disamping Deeva. Deeva menggeser duduknya menjauh dari Karrel.

Namun semakin Deeva menggeser posisi duduknya, Karrel justru semakin membuang jarak dengannya.

FarewellWhere stories live. Discover now