5 : Revert

20.6K 1.7K 29
                                    

A/N : LEGA AKHIRNYA APDET! Setelah melalui faktor ngestuck akhirnya bisa apdet. Gue mau ngucapin terimakasih buat pembaca setia gue yakni Tarrycut3. Pasti dia selalu muncul di notif gue. MAKASIH YA! {}

Makasih juga buat kak Maudyryn yang telah memberi semangat pada gue. Sukses terus ya Kak! Dan untuk semua readers gue yang telah meninggalkan jejak gue ucapkan terimakasih.

Mohon maaf lahir dan batin ya! Dua jam lagi buka loh. YAY!

Gue mulai banyak bacot. Pokoknya enjoy~

****

Karrel menyusuri koridor dengan santai. Sesekali tersenyum pada orang-orang yang ditemuinya di koridor walaupun dia gak kenal. Dan Karrel sendiri mendengar desas desus dari para kaum hawa yang terus menyerukan namanya. Karrel tak ambil pusing hal itu, dari dulu dia memang sudah seperti ini. 

Keberadaannya selalu disadari. Padahal dia ingin punya waktu sendiri. Saat duduk dibangku SMP Karrel tertarik dengan seseorang perempuan yang  namanya selalu disebut-sebut. Ya, Deeva. Entah kenapa sifatnya yang cenderung tertutup membuat Karrel penasaran dengan segala tingkahnya.

Dia pun mencoba untuk mendekati Deeva. Sesuai dugaannya, Deeva merupakan perempuan yang sulit didekati. Seakan tidak ada celah untuk dilalui. Lagi-lagi hal itu membuat  penasarannya meningkat.

Hingga kenaikan kelas 8, Karrel terpaksa untuk pindah. Dia belum sempat berpamitan pada Deeva, padahal dia ingin mengatakan kata-kata terakhirnya sebelum meninggalkan sekolahnya. Semua terlalu tiba-tiba. Namun tampaknya Deeva tak pernah menyinggung soal kepergiannya. 

Mata Karrel menangkap seorang gadis yang tampak bercengkrama sendiri. Pemandangan itu sudah sering dilihat oleh Karrel. Karrel selalu bertanya-tanya apa bener Deeva berbicara sendiri karena ada makhluk halus bersamanya?

Saat jaraknya mulai menipis. Iseng, Karrel meniup-niup daun telinga Deeva. Dapat Karrel rasakan tubuhnya menegang karena kaget. Dengan gerakan patah-patah Deeva menoleh ke arah Karrel.

"KARREL?!"pekiknya dengan mata membola. 

Seketika tawa Karrel pecah. Melihat ekspresi wajah Deeva yang nyaris berubah. Namun dengan pintarnya Deeva dapat mengontrol ekspresi terkejutnya.

"Berisik!"keluh Deeva. Tampak Reynard yang juga tertawa melihat insiden tadi.

"Diem lo Rey!"ancam Deeva sembari mengacungkan kepalan tangannya pada Rey yang ada di hadapannya.

"Hah Rey? Gue Karrel,Deev," Tawa Karrel terhenti saat mendengar panggilan Rey dari mulut Deeva. 

Deeva terkesiap mendengar ucapan Karrel. Namun setelahnya dia tidak menggubris perkataan Karrel.

"Lo ngobrol sama arwah cewek yang pernah lo bilang itu? Siapa namanya? Lupa gue. Ah iya si Syahel kan?"cerocos Karrel antusias saat mengingat nama arwah yang pernah Deeva bicarakan.

Deeva mengangguk. Sementara Rey memberikan tatapan tak mengerti pada Deeva. Deeva membalas tatapan Rey yang seakan berkata, "Ntar-gue-jelasin," 

Rey hanya manggut-manggut paham.

"Temenin gue ke kantin yuk. Laper,"pinta Karrel. Dan dengan semena-semena ia menarik pergelangan tangan Deeva.

Deeva tak sempat protes, dia hanya diam mengikuti jejak Karrel melangkah. Rey tetap diam di tempat memandang kepergian Deeva dengan laki-laki yang tidak diketahuinya.

Rey memutuskan untuk jalan-jalan ke sepanjang koridor. Sosoknya yang tidak disadari membuatnya lebih santai melalui koridor. Padahal dulu saat keberadaan Rey disadari, semua orang langsung memberi jalan membiarkan Rey lewat dengan orang-orang yang menatapnya dengan iri. 

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang