3 : Reynard Samudra Evarado

22.7K 1.8K 19
                                    

A/N : Akhirnya apdet juga. Pyuh. Sempat ngestuck tapi akhirnya bisa. Maaf late update. Ini semua karena PLN yang tiba-tiba mematikan lampu di sekitar rumah gue jadi gue gak sempet lanjutin. Semoga part ini gak mengecewakan.

Sekali lagi gue mau bilang ini masih awal jadi mungkin masih gak penting kali ya? Makasih yang sebelumnya udah ngevote. Gue bahagia sangat. 

Sudah deh gue sudah mulai banyak bacot. Pokoknya enjoy~

*

Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Deeva menyusuri koridor dengan tergesa-gesa. Syahel sampai kewalahan mengejar langkah Deeva. Toh dia arwah, kan bisa terbang kenapa harus capekkin diri untuk lari? Terkadang Deeva gak ngerti dengan jalan pikirannya Syahel.

"Kak! Ngapain buru-buru sih? Udah kayak dikejar setan aja!"protes Syahel saat dia berhasil mengejar langkah Deeva.

"Berisik! Aku males ketemu sama Karrel. Dia ngoceh mulu!"balas Deeva mendadak curcol mengenai Karrel yang mulai menganggu kehidupan normalnya.

"Loh langka nih Kak. Kakak bisa dideketin cogan,"kata Syahel dengan nada yang tersirat antusias.

"Ter-se-rah,"

Tubuh Deeva nyaris terjungkal karena menabrak sebuah benda keras. Deeva meringis pelan lalu mengusap jidatnya yang menjadi korban tabrakan.

Deeva mendongakkan kepala dan mendapati sosok laki-laki yang menggerutu kesal akibat kecerobohannya. Deeva segera meminta maaf lalu kembali melanjutkan jalannya. Takut Karrel menemui dirinya dan mengajaknya untuk berngoceh ria.

Tidak dia tidak mau itu. Terlalu melelahkan dan menguras energi.

Sebuah tangan mencekal tangan Deeva hingga otomatis tubuhnya terputar menghadap sosok yang ia tabrak. Sosok laki-laki tersebut menatap Deeva dengan intens hingga matanya menyipit. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi dia cewek freak yang sering digosipin? Emang sih keliatan dari tampangnya yang aneh gitu,"

Deeva melotot. Ia tak sengaja membaca pikiran cowok tersebut saat menatap manik matanya langsung. Deeva mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Lo Deeva kan? Cewek yang sering-"

"diomongin karena selalu ngobrol sendiri dan dianggap aneh oleh seantero sekolah," Deeva memotong asumsi cowok tersebut. Ia tak mau dengar pendapat mereka semua.

Memuakkan.

Cowok itu tertawa menyeriangi.

"Ternyata lo sadar ya kalau diomongin? Bagus deh gue demen sama orang yang sadar diri," Entah itu sindiran atau pujian, bagi Deeva omongan cowok tersebut terlalu abstrak untuk diartikan.

"Makasih,"balas Deeva dengan datar.

Hening sejenak. Deeva merasa risih berlama-lama dengan cowok yang tak dikenalinya. Mereka ngobrol pun gara-gara kecerobohan Deeva yang menabrak cowok tersebut.

"Sumpah ya? Dari tampang lo aja gue udah bisa nilai kalau lo emang cewek aneh. Dan gue denger lo bisa ngeliat setan? Hahaha aneh banget," Ada jeda sejenak, cowok tersebut berusaha untuk menahan tawanya terlihat dari bibirnya yang berkedut.

Perkataan cowok itu seakan menohoknya. Baru pertama kalinya, ada seseorang yang menghinanya secara terang-terangan. Seperti ada jarum besar yang menusuknya secara terus menerus. Sakit.

Ya dia tau ini lebay tapi ini kenyataannya.

"Terus-"

"Masih banyak yang mau diomongin?"tanya Deeva berusaha untuk menormalkan suaranya yang mulai bergetar.

FarewellWhere stories live. Discover now