10 : Flashback (Part 1)

16.9K 1.5K 50
                                    

A/ N : Gaizz gue bikin POV nya Syahel nih. Tapi disini nama dia dibedain. Sengaja emang. Semoga kalian gak bingung yap. Ntar di part selanjutnya di jelasin kok, tenang aja.

Oke gue seneng karna ngelanjutin part ini dengan lancar walaupun sempet ngestuck. Waks oke enjoy semoga gak mengecewakan.

Enjoy~

*****

Caryn Syahel Delica POV

"Ryn, Ibu gak mau kamu di sekolah malah pingsan. Lebih baik kamu istirahat di rumah aja," nasihat seorang wanita setengah baya di hadapanku.

Aku mati-matian menahan diriku untuk memutar bola mata dengan dongkol. Kenapa sih, sang anak mau sekolah tapi malah dilarang? Aku tau kalau aku sakit tapi setidaknya kasih aku kesempatan untuk bersenang-senang di sekolah mengingat penyakit kanker yang lama kelamaan menggerogoti nyawaku.

"Ma aku gak apa-apa. Mama tenang aja,"kataku meyakinkan dengan menunjukkan senyuman tulus.

Mama menghampiriku yang sedang mengikat tali sepatu.

"Yaudah janji ya kabarin Mama kalau kamu kenapa-kenapa,"pesan Mama yang langsung aku iyakan.

Setelah mengikat tali sepatu dengan sempurna aku pun mencium punggung tangan Mama lalu bergegas memasuki mobil. Menemui supirku yang sedari tadi sudah menungguku di garasi.

Sekilas aku dapat melihat Mama memandangiku cemas.

Aku baik-baik aja Ma. Caryn akan baik-baik aja.

****

"Caryn!"panggilan yang tak asing lagi buatku, langsung kusambut dengan langkah lebar menghampiri sang empu suara.

"Gaea!"

Gaea menghentikan langkahnya lalu menghembuskan nafas sarat kelelahan.

"Lo ngapain deh lari-larian gitu?"tanyaku saat menyadari peluh yang membanjiri keningnya.

"Gue ditipu sama jam,"jawabnya masih dengan nafas terengah-engah. Aku mengernyit lalu mulai melangkah memasuki kelas yang hiruk pikuk.

"Maksud?"

"Biasa Kakak gue iseng ngutak ngatik jam gue,"jawabnya lalu memilih spot tempat duduk yang membuatnya bisa bebas untuk bertidur ria.

Baru saja Gaea menjatuhkan dirinya di kursi, dirinya sudah terlelap dengan damainya. Aku cuman bisa mencak-mencak gak jelas. Dengan gabut tingkat dewa aku pun memainkan iPod.

Tanpa sadar aku menjatuhkan iPod-ku ke lantai sehingga menimbulkan suara keras. Sontak hal itu mengundang pandangan dari dalam kelas. Sebisa mungkin aku menunjukkan wajah yang seakan berkata tidak apa-apa. Benar saja kini mereka semua sudah melanjutkan aktivitas mereka yang terganggu.

Rasanya saat ini aku kesulitan bernafas. Jangan bilang kalau penyakit itu kambuh lagi?

"Uhuk!"

Aku tercekat saat melihat darah di tanganku yang kugunakan untuk menutup mulutku. Saat itu juga aku melarikan diri ke toilet membersihkan tanganku juga mulutku yang mulai belepotan dengan darah.

Aku mohon untuk hari ini saja, aku ingin merasakan kesenangan...

juga kebebasan.

======================

Istirahat berlangsung dan aku mulai dapat menormalkan diri sebagaimana mestinya. Aku menatap Gaea lurus-lurus yang saat ini dia sedang memakan bakmie dengan lahap.

Nih anak udah gak bisa jaim banget di depan banyak orang. Ck.

Aku pun menekuni nasi goreng yang ada di hadapanku. Namun entah kemana nafsu makanku menghilang. Dengan bete aku mendorong piring yang setengahnya masih berisi ke Gaea.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang