7 : Explanation

18.1K 1.6K 24
                                    

A/N : semoga part ini gak mengecewakan. Maaf atas ke late update-an nya gue. Biasalah faktor ngestuck juga persiapan sekolah. Yap, gue udah mulai masuk sekolah dan jarang buka wattpad kalau hari sekolah. Kalau buka pun gue palingan juga cek notif atau baca cerita orang.

Part ini gue dedikasikan untuk para readers setia gue. Makasih yang masih bertahan. Lope-lope untuk kalian. AHAHAHA.

Maaf kalau banyak typo karena gue gak ngecek lagi. Kalau ada typo silahkan mengisi kolom comment, kalau ada waktu ntar gue edit lagi.

Enjoy~

*****

Kali ini Deeva menikmati istirahat bersama teman barunya. Kiara dan Karrel. Hal baru yang diketahui oleh Deeva ternyata Kiara dan Karrel sudah lama berteman sejak SD. Deeva merasa terjebak di antara reunian mereka. Hubungan pertemanan mereka yang erat tampaknya sulit untuk dilalui oleh Deeva.

"Lo kenapa baru masuk sekarang?"tanya Karrel dan tak sengaja terdengar oleh Deeva.

Deeva hanya diam menanti jawaban dari Kiara. Janggal saat mengingat Kiara memasuki kelas namun seisi kelas tidak mengenalinya terkecuali Bu Eryn.

"Ehhn gue... baru sempet masuk sekarang. Biasalah liburan,"jawab Kiara diselingi tawa hambar.

Deeva memicingkan mata kala mendengar jawaban Kiara yang terkesan meragukan. Namun Deeva buru-buru mengusir perasaan ragunya dan mencoba meyakinkan jawaban Kiara.

"Ck,dari dulu lo selalu liburan dan masuknya selalu telat sampai temen sekelas gak kenal sama lo," Karrel menggelengkan kepalanya dengan khidmat. Lagi-lagi Kiara hanya menanggapi dengan tawa garing.

"Diem aja Deev. Nanya apa kek,"kata Karrel yang baru menyadari keheningan Deeva selama dia berbincang dengan Kiara.

Deeva tampak gelalapan. Tangannya yang tadi sibuk sedang mengaduk-ngaduk jus langsung terhenti.

"Nanya apa?"tanyanya pelan. Karrel terkekeh lalu mengacak rambut Deeva dengan gemas.

"Terserah lo lah,"tanggap Karrel.

Deeva diam sejenak. Sebenarnya banyak pertanyaan yang berputar di otaknya. Saking banyaknya ia bingung memilih pertanyaan yang mana.

"Kalian pernah pacaran?"

God. Pertanyaan macam itu. Deeva memejamkan matanya dan terus merutuki dirinya yang menanyakan pertanyaan gak penting. Kalau misalnya mereka pernah pacaran gimana? Penting gitu buat Deeva?

"Eh gak usah dijawab. Gue cuman bercanda kok,"timpal Deeva mencoba menghilangkan suasana tak mengenakkan ini.

Karrel dan Kiara masih bergeming menambah rasa bersalah Deeva telah menanyakan hal tadi.

"Hahahaha, ya gak lah. Kan gue bilang kita cuman temenan. Ya kan Ra?"jawab Karrel sekaligus meminta persetujuan dari Kiara.

Kiara tersenyum lalu mengangguk.

"Kenapa lo nanya kayak gitu? Jangan-jangan lo udah mulai ada rasa sama gu-"

"ENGGAK!"potong Deeva dengan suara yang naik dua oktaf. Spontan ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Penghuni di kantin pun melirik sekilas ke arahnya. Bisik-bisik pelan terdengar di telinga Deeva. Deeva terdiam menahan malu berbeda dengan Karrel yang malah tertawa ngakak. Tertawa karena semburat merah muncul di wajah Deeva. Hal yang langka menurut Karrel.

Ekor mata Deeva melirik Kiara yang masih tersenyum. Senyuman yang berbeda. Senyuman hambar memiliki arti. Arti senyuman yang tidak dapat dipahami oleh Deeva.

FarewellWhere stories live. Discover now