9 : Rainy

18K 1.6K 36
                                    

A/N : Akhirnya gue bisa selesain part ini. Gue gak ngestuck tapi cuman gak tau gimana cara ngelanjutinnya.

Alah bodo bahasa gue njelimet amat. Yang penting gue puas udah bisa nyelesain part ini. Part ini sengaja gue bikin bahagia. Dan bagi yang kepo dengan kehidupan Rey, tenang gue udah jelasin di part ini. Walaupun gak terlalu rinci.

Pokoknya baca aja. Maaf mengecewakan sejujurnya gue gak pede ngepost part ini. Ck gue banyak bacot.

Enjoy~

****

Deeva menginjakkan kaki ke koridor sekolah. Langkahnya terhenti karena suara Kiara yang memanggilnya.

"Kenapa?"tanya Deeva langsung.

"Liat Karrel di klub nya yuk!"ajak Kiara. Tanpa menunggu respon dari Deeva, dia langsung menarik lengan Deeva dan membawanya menuju lantai 4. Dimana tempat eskul/klub berada.

Deeva dengan pasrah mengikuti langkah lebar Kiara. Dia tampak antusias kalau melihat garis wajah Kiara.

Padahal hari ini Deeva berniat menjenguk Rey berhubung Rey yang masih dalam keadaan koma. Dan sekarang wujud lainnya berada di samping Deeva, melayang rendah mengikuti jalannya Deeva.

"Kayaknya gue jenguk lo nya agak sorean ya,"kata Deeva setengah berbisik. Sesekali melirik Kiara, takut dia mendengar perkataanya yang tertuju pada Rey.

Rey mengangguk sekilas.

"Lo belum tau kan Karrel ikut eskul apa?"tanya Kiara dengan senyuman yang terpatri. Deeva menggeleng.

"Ternyata dia ikut eskul lukis! Gila gue gak tau kalau dia berbakat dalam bidang warna," Kiara menggelengkan kepalanya khidmat diselipi kekehan pelan.

"Oh ya?" Hanya respon singkat dari Deeva yang langsung dianggukan oleh Kiara.

Deeva menghela nafas pelan. Deeva jelas tau tentang Kiara. Tingkahnya yang mudak tertebak membuatnya sadar kalau gadis yang bersamanya ini menyimpan perasaan pada Karrel.

Ya, Kiara mencintai Karrel.

Satu fakta baru yang Deeva ketahui.

"Sampai!"seru Kiara saat mereka tiba di ruang klub yang bertulisan "ESKUL LUKIS".

Tanpa ragu-ragu Kiara langsung membuka pintu alhasil para anggota eskul langsung memusatkan perhatiannya pada Kiara juga Deeva. Deeva menelan saliva nya dengan gugup.

"Hai! Ada Karrel?"tanya Kiara dengan nada terkesan riang.

Seluruh anggota eskul mengalihkan pandangannya ke satu titik. Karrel yang duduk berhadapan langsung dengan jendela masih sibuk dengan kegiatannya. Tidak menyadari situasi sekitar.

"Tuh si Karrel. Biasalah kalau udah masuk dalam dunianya langsung lupa sama dunia realita,"celetuk seorang laki-laki dengan celemek yang penuh dengan warna abstrak.

"Dia kalau udah serius emang kayak gitu. Udah kalian samperin aja,"kata seseorang lagi memberi jalan pada Kiara dan Deeva untuk menghampiri Karrel. Kiara menggumamkan terima kasih lalu tanpa babibu lagi dia langsung menghampiri Karrel diikuti oleh Deeva juga Rey.

"Rel!"tegur Kiara menepuk bahu Karrel. Karrel terkesiap, ekor matanya langsung melirik ke arah mereka dan barulah Karrel menoleh.

"Loh kok ada kalian? Ngapain? Nungguin gue?"cerocos Karrel heran. Kiara tersenyum misterius.

"Katanya Deeva mau liat hasil lukis lo,"jawab Kiara sembari mendorong bahu Deeva pelan. Deeva langsung menggeleng kuat-kuat.

"Eng..enggak! Gue gak bilang gitu kok,"sanggah Deeva hati-hati. Karrel tersenyum misterius, matanya menyipit memandang Deeva intens.

FarewellWhere stories live. Discover now