1

9.6K 675 28
                                    

🌿


Pagi yang cerah mengawali hari ini. Kinan, mahasiswi tingkat satu yang baru saja akan memulai kuliahnya itu, melompat turun dari fortuner hitam yang dikemudikan oleh sang ayah. Sepasang kaki jenjangnya melangkah menusuri koridor utama, membawanya pada sebuah mading besar yang hampir tak terlihat karena terhalang puluhan orang lain yang sepertinya seumuran dengannya. Tujuan mereka sama seperti Kinan, mencari nama mereka sesuai dengan jurusan yang sudah dipilih.

Beberapa menit dibiarkan Kinan begitu saja, niatnya memang menunggu beberapa dari mereka pergi setelah mendapatkan namanya masing-masing. Namun, pikirannya ternyata salah. Orang-orang tersebut belum juga beringsut dari depan sana. Mau tak mau Kinan ikut menceburkan diri diantara kerumunan yang sudah seperti kumpulan ayam diberi makan itu.

Hanya berhasil menyeruak sampai barisan terdepan, tetapi namanya belum juga ia temukan. Kinan mendengus, pantas saja orang-orang sulit menemukan nama mereka, print-an ini diketik lebih kecil rupanya.

Kinanoura
Fakultas Ilmu Komunikasi
Jurusan Jurnalistik
Kelas F1 (Gedung A lantai 2)

Akhirnya, setelah berdesak-desakan Kinan menemukan namanya. Ia melawan arus agar bisa keluar dari kerumunan.

"gedung A lantai 2," begitu terus yang digumamkannya, lebih agar tidak lupa karena hanya melihat sekilas tadi.

Ditolehnya kekanan dan kekiri, menebak-nebak mana gedung yang dimaksud sebab disini lebih dari dua gedung- terpisah sesuai fakultas.

"permisi pak, mau tanya gedung A itu sebelah mana ya pak?" pada akhirnya Kinan menyerah. Daripada harus membuang waktu dengan menebak saja, lebih baik tanyakan langsung pada seorang bapak yang sepertinya cleaning service kampus ini.

Yang ditanya pun langsung menanggapi, "itu yang gedung abu-abu dek, kamu baru 'toh? Jurusan apa dek?"

"iya pak, saya ngambil jurnalistik. Kalo gitu makasih ya pak, saya kesana dulu." Kinan tersenyum.

"oh nggih, monggo"
Si bapak yang sudah jelas Jawa tulen itu membalas senyum Kinan sesaat lalu melanjutkan aktifitasnya menyapu halaman.

Dilangkahkannya kaki menuju gedung ber-cat abu-abu seperti apa yang dikatakan bapak tadi. Tapi rupanya kebingungan Kinan tidak berhenti sampai disitu. Ia kalut, kampus barunya ini ternyata lebih besar dari yang ia bayangkan.

"aduh! Tadi kelas gue dimana kan tuh lupa!" Kinan menepuk dahinya sendiri mencoba mengingat tulisan di mading tadi. Karena kagum dengan kampusnya sendiri, ia jadi lupa kelasnya ada dimana.

"sstt!"

"anak baru ya?"

Sontak Kinan menoleh pada seseorang yang sepertinya berbicara dengannya itu. Sebab tidak ada orang lain yang berdiri diam di tengah koridor selain dirinya. Semuanya sibuk berlalu kesana-kemari.

Dengan mantap Kinan mengangguk, memperhatikan cowok yang sedang berdiri dengan sisi kanan tubuhnya disandarkan pada pintu salah satu kelas. Sudah jelas anak baru yang seperti anak ayam kehilangan induknya, masih ditanya.

Cowok yang barusan bertanya itu menyunggingkan senyum tipis dibibirnya. Membuat jiwa Kinan melayang seketika- tidak, Kinan tak sadar bahwa mulutnya sudah terbuka sejak tadi. Cowok itu, ganteng banget cuy.

"anak komunikasi? Tuh, lantai dua." pertanyaan dan informasi yang dijadikan satu itu berhasil menyadarkan Kinan dari keterpanaan akan makhluk ganteng dihadapannya itu.

"o-oh. Makasih kak," ujar Kinan dengan cepat pergi dari tempatnya berdiri barusan.

Kinan yakin dengan sangat kalau cowok yang mengajaknya bicara tadi adalah kakak tingkatnya disini. Ia sempat melirik papan kecil yang menggantung diatas dekat pintu, kelas E1.

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin