14

1.5K 233 2
                                    

Dengan langkah tergesa Kinan menuju ke persimpangan tak jauh dari rumahnya. Tujuannya cuma satu, nyari taksi.

Ia berkali-kali mendesah kesal saat melihat jam tangan cokelatnya, sudah hampir jam dua siang sekarang. Sementara pesawat yang akan membawa Attala pergi akan take off setengah tiga nanti.

Kinan ada kuliah pagi tadi, begitu selesai ia langsung pulang ke rumah. Dan sialnya, rasa kantuk menyerang hingga membuatnya terlelap. Bangun-bangun, udah telat.

Tiinn

Suara klakson mobil seakan meneriaki telinganya. Kinan dengan setengah emosi menoleh, ingin mengomeli siapa orang sombong dibalik kemudi itu.

Tapi niat buruknya ternyata meredup saat dilihat ada kepala muncul dari balik kaca tepat disamping kemudi. Dengan rambut yang tertata rapih, Juna menyembulkan kepalanya, melambaikan tangan dengan cengiran lebar yang seolah sudah menjadi identitasnya itu.

Disinilah Kinan sekarang, duduk menghadap kearah sang pengemudi dengan tenangnya. Penampilan Juna berubah seratus delapan puluh derajat dengan saat kuliah waktu itu. Benar-benar tidak kelihatan bahwa dulunya ia merupakan cowok klub yang demen gonta-ganti cewek.

Sorot mata Kinan semakin menggeledah segala bentuk perbedaan dalam diri cowok itu. Ditengah laju sedan hitam yang lumayan cepat menelusuri setiap celah yang ada, Juna sempat-sempatnya melipat lengan kemeja putihnya hingga sebatas siku.

Seperti biasa, pembawaan Juna memang santai. Diliriknya cewek yang duduk disebelahnya sekilas, lalu kembali fokus dengan aksi mengemudi yang sudah menyerupai balap liar itu.

"tiap ngeliatin Atta gitu juga gak?"

Kinan langsung tersadar, "ng.. Sori, abis kak Juna beda banget."  jawabnya jujur sambil merubah posisi lurus kedepan.

Juna tergelak, "apanya yang beda?" tanyanya. Selain penasaran, juga untuk mengisi kekosongan suasana kala itu.

Juna melirik spion dibagian kanan mobil kemudian dengan lihai memutar setir berbelok ke kanan, memasuki pintu tol supaya lebih cepat.

"semuanya," Kinan menoleh lagi, melihat rambut lurus Juna yang kini disisir rapih keatas ala-ala boyband Korea. Ganteng cuy. Tapi masih lebih ganteng Attala, kata Kinan.

"kok Atta gak bilang sama aku kalo kakak mau jemput?" ganti Kinan yang melempar pertanyaan, berbeda topik dengan yang sebelumnya.

"pantes kamu kaget,"

Kinan mengangguk sembari sesekali meremas sabuk pengaman, gregetan dengan cara menyetir Juna yang brutal abis.

Cowok itu melihat jam yang melingkari tangan kirinya lalu berdecak. Membuat Kinan jadi ikut melakukan hal yang sama.

"keburu gak ya?" tanyanya mulai gelisah.

Hari ini merupakan hari keberangkatan Attala ke Palembang untuk beberapa bulan kedepan. Dan mengenai Juna yang tiba-tiba muncul disaat genting seperti ini juga termasuk settingan dari Attala.

Cowok itu terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya hingga tak bisa lagi menyempatkan waktu untuk menemui Kinan. Rencananya sih tadi pagi, tapi Kinan kuliah.

Attala harus memutar otak, bagaimana pun juga setidaknya ia harus melihat Kinan hari ini sebelum pergi. Dikontaknya Juna sejak beberapa hari yang lalu, teruntuk hari ini. Cowok berwajah asia satu itu mana mungkin bisa menolak permintaan teman akrabnya. Apalagi ini juga terakhir sebelum Attala pergi.

Juna yang mestinya masih duduk manis di tempat kerjanya, izin untuk masuk setengah hari karena alasan tertentu.

Pintar-pintar ngomong juga bakal diizinin pulang.

✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee TaeyongWhere stories live. Discover now